Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Dipicu 3 Faktor, Hubungan China-AS Diperkirakan Tetap Memanas

JUMAT, 22 JANUARI 2021 | 11:59 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Peralihan tampuk kepemimpin di Amerika Serikat, dari Donald Trump ke Joe Biden, disambut baik oleh Pemerintah China. Jubir Kementerian Luar Negeri China mengungkap optimisme ini dengan menyatakan "malaikat baik hati dapat menang atas kekuatan jahat."

Namun optimisme China tersebut bisa jadi tidak akan mudah terwujud. Hubungan AS-China diperkirakan akan tetap memanas di era Joe Biden.

Begitu yang dikatakan Gurubesar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, lewat keterangannya yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (22/1).

Hikmahanto mengungkapkan, setidaknya ada 3 faktor utama yang membuat hubungan Cina dan AS tetap tidak harmonis. Meskipun Cina sempat menyanjung Joe Biden.

Pertama, dalam acara pelantikan Joe Biden sebagai Presiden AS, perwakilan dari Taiwan diundang hadir. Padahal pemerintah China selalu berupaya agar dunia hanya mengakui satu China, yaitu People's Republic of China.

“Pemerintahan di Taiwan yang menamakan diri sebagai Republic of China dalam perspektif pemerintah China merupakan bagian darinya,” jelas Hikmahanto.

Menurut Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani ini, undangan kepada perwakilan Taiwan untuk menghadiri inaugurasi Presiden AS bisa dianggap sebagai tindakan tidak bersahabat Biden terhadap China.

Kedua, meski terjadi perubahan kepemimpinan namun para birokrat lama AS tetap menjabat. Para pejabat inilah yang akan memastikan kebijakan terhadap China pada masa Trump tetap dilanjutkan di era Biden.

Terakhir, tutur Hikmahanto, banyak negara-negara sekutu AS menghendaki adanya perimbangan kekuatan (balance of power) dalam bentuk rivalitas AS-China, daripada kemesraan kedua negara.

“Hanya saja, dalam era pemerintahan Biden, berbeda dengan Trump yang berasal dari Partai Republik. Rivalitas ini akan lebih lunak sesuai gaya kepemimpinan Presiden asal Partai Demokrat,” demikian Hikmahanto.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya