Berita

Komika Pandji Pragiwaksono/Net

Politik

Pakar Hukum: Pandji Ngomong Tanpa Data dan Fakta, Muhammadiyah dan NU Jelas Merakyat

JUMAT, 22 JANUARI 2021 | 10:15 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pernyataan kontroversial komika Pandji Pragiwaksono yang menyebut ormas islam Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) terlalu elitis dan masyarakat kalangan bawah lebih banyak simpati terhadap Front Pembela Islam (FPI) sangat tidak tepat.

Begitu kata disampaikan pakar hukum pidana Universitas Al-Azhar Indonesia, Prof Suparji Ahmad saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Jumat (22/1).

"Muhammadiyah dan NU organisasi yang terbuka dan merakyat. Sehingga tidak tepat disebut elitis," kata Suparji.


"Pernyataan tersebut bersifat spekulatif tanpa berbasis data dan fakta. Apa yang dikategorikan elitis (oleh Pandji) tidak jelas," imbuhnya menegaskan.

Supardji menambahkan, jika elitis yang dimaksud Pandji dikategorikan karena terbatas kalangan tertentu atau hanya mengurusi masalah-masalah yang elit semata, itu pun jelas-jelas keliru dan tidak proporsional.

"Karena Muhammadiyah dan NU anggotanya meliputi semua lapisan masyarakat. Selain itu, yang diurus juga kepentingan rakyat. Misal pendidikan, kesehatan, dakwah, dan lain-lain," tegasnya.

Lebih lanjut, Supardji menegaskan bahwa ketika masyarakat kalangan bawah menjadi anggota FPI bukan karena Muhamdiyah dan NU bersifat elitis, namun karena masyarakat tersebut memang cenderung berpola pikir dan bertindak seirama dengan FPI.

"Yang jadi anggota FPI bukan karena Muhammadiyah dan NU elitis, tapi karena mereka memiliki pola pikir dan pola tindak yang sama dengan FPI," pungkasnya.
 
Dalam perbincangannya dengan sesama komika yang pernah diunggah di akun YouTube miliknya, Pandji Pragiwaksono menilai bahwa FPI semakin disukai masyarakat kalangan bawah karena Muhammadiyah dan NU terlalu elitis.

Pandji mengutip pernyataan yang pernah disampaikan sosiolog, Thamrin Amal Tomagola yang menyebut ada banyak simpatisan FPI di kalangan bawah karena ormas yang sudah dinyatakan bubar itu selalu ada ketika masyarakat kalangan bawah meminta bantuan.

“Ini gue dengar dari Pak Thamrin Tomagola, dulu tahun 2012, kalau misalnya ada anak mau masuk di sebuah sekolah, kemudian nggak bisa masuk, itu biasanya orang tuanya datangi FPI minta surat. Dibikinin surat ke FPI, dibawa ke sekolah, itu anak bisa masuk, terlepas dari isi surat itu menakutkan atau tidak, tapi nolong warga gitu,” ujar Pandji.

“Kata Pak Tamrin Tomagola, pintu rumahnya ulama-ulama FPI kebuka untuk warga, jadi orang kalau mau datang bisa. Nah, yang NU dan Muhammadiyah yang terlalu tinggi dan elitis, warga tuh ngga ke situ, warga justru ke FPI. Makanya mereka pada pro FPI, karena FPI ada ketika mereka butuhkan,” sambungnya. 

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

12 Orang Tewas dalam Serangan Teroris di Pantai Bondi Australia

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:39

Gereja Terdampak Bencana Harus Segera Diperbaiki Jelang Natal

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:16

Ida Fauziyah Ajak Relawan Bangkit Berdaya Amalkan Empat Pilar Kebangsaan

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:07

Menkop Ferry: Koperasi Membuat Potensi Ekonomi Kalteng Lebih Adil dan Inklusif

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:24

Salurkan 5 Ribu Sembako, Ketua MPR: Intinya Fokus Membantu Masyarakat

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:07

Uang Rp5,25 Miliar Dipakai Bupati Lamteng Ardito untuk Lunasi Utang Kampanye Baru Temuan Awal

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:34

Thailand Berlakukan Jam Malam Imbas Konflik Perbatasan Kamboja

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:10

Teknokrat dalam Jerat Patronase

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:09

BNI Dukung Sean Gelael Awali Musim Balap 2026 di Asian Le Mans Series

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:12

Prabowo Berharap Listrik di Lokasi Bencana Sumatera Pulih dalam Seminggu

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:10

Selengkapnya