Berita

Peneliti Marapi Advisory & Consulting Bidang Keamanan dan Pertahanan, Beni Sukadis, dalam acara World View Kantor Berita POlitik RMOL/Repro

Pertahanan

Kapal China Masuk RI Lagi, Komitmen Pemerintah Tingkatkan Kapabilitas Alutsista Dipertanyakan

SENIN, 18 JANUARI 2021 | 15:56 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Komitmen pemerintah meningkatkan kapabilitas alutsista pertahanan negara dipertanyakan Peneliti Marapi Advisory & Consulting Bidang Keamanan dan Pertahanan, Beni Sukadis.

Pasalnya, satu kapal asing yang berasal dari negara China kembali memasuki perairan Indonesia dan melintasi perairan Selat Sunda pada Rabu malam (13/1).

Dalam diskusi virtual World View yang diselenggarakan Kantor Berita Politik RMOL, Beni menyinggung soal komitmen pemerintah meningkatkan kapasitas dan kualitas alutsista kemanan Indonesia.

Sebab, Beni melihat secara perundang-undangan, regulasi peningkatan kapabilitas alutsista untuk Indonesia sudah lengkap. Yakni tertuang di dalam Undang-undang (UU) 16/2012 tentang Industri Pertahanan.

Dalam UU tersebut, sesuai Pasal 43 ayat (1) disebutkan, pengguna (dalam hal ini TNI) wajib menggunakan alat atau peralatan pertahanan dan keamanan produksi dalam negeri.

Jika pun tidak memungkinkan, maka diperbolehkan membeli dari luar negeri melalui mekanisme proses langsung antar pemerintah (G to G) dengan melibatkan industri pertahanan di dalam negeri.

Selain itu, Kementerian Pertahanan  juga telah memiliki aturan lebih detil terkait pelaksanaan pengadaan alat utama sistem senjata (Alutsista) di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan TNI, berdasarkan Permenhan 17/2014.

"Berbicara regulasi dalam peningkatan kapabilitas sudah ada. Program hilirisasi pembelian alutsista itu ada di kebijakan Permenhan. Dari sisi regulasi, peningkatan program alutsista sudah ada semua, jadi lengkap," ujar Beni Senin (18/1).

"Kemudian juga kita punya undang-undang 16 tahun 2012, yang bagaimana mendorong untuk bisa meningkatkan kapabilitas dengan cara mandiri membeli dari dalam negeri," sambungnya.

Namun, kejadian masuknya kapal China yang diidentifikasi bernama Xiang Yang Hong 03, seharusnya menjadi satu bahan evaluasi untuk pemerintah mengembangkan kembali alutsista di dalam negeri, dan tidak bergantung pada pembelian dari luar negeri.

Karena menurut Beni, kapal China yang masuk tersebut diketahui mematikan sistem identifikasi otomatis (Automatic Identification System/AIS) kapal, sehingga tidak terdeteksi oleh penegak hukum saat memasuki perairan Indonesia.

"Tinggal pelaksanaannya ini yang menurut saya gap-nya masih jauh. Mungkin fity-fifty begitu. Karena target regulasi atau peningkatan kapabilitas sudah lengkap, tinggal dari kemauan atau political will dari politik atau pemerintah saat ini, entah dari kementerian pertahanan atau presiden," ungkap Beni.

Seperti yang saya bilang tadi, mana yang prioritas, penting. Menurut saya yang terpenting adalah bagaimana membeli alat deteksi atau radar yang bisa meningkatkan kapabilitas patroli melalui kapal maupun udara," tambahnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya