Berita

Peneliti dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamudin Daeng/Net

Politik

Banjir Kalsel, Salamudin Daeng: Si Nuhun Harus Hentikan Sandaran Politiknya Dari Tambang Batubara

MINGGU, 17 JANUARI 2021 | 22:24 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Bencana alam berupa banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan menjadi peringatan bagi Presiden Joko Widodo untuk menghentikan ketergantungan kepada tambang batubara yang ada di Kalsel.

Hal tersebut ditegaskan peneliti dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamudin Daeng berkenaan dengan munculnya dugaan banjir Kalsel akibat adanya degredasi lingkungan, salah satunya kegiatan tambang batubara.

"Kami memohon kepada Sinuhun (Presiden Joko Widodo) untuk menghentikan semua hubungan, relasi, dan sandaran politik sinuhun kepada seluruh tambang batubara di Kalimantan," tegas Salamudin Daeng dalam keterangan tertulisnya, Minggu (17/1).

Merujuk kondisi di lapangan, ia berharap presiden segera membekukan sementara izin seluruh pertambangan batubara yang ada di Kalimantan. Hal tersebut semata-mata untuk mencegah bencana yang lebih luas, baik di masa sekarang maupun yang akan datang.

"Memohon kepada Sinuhun untuk meminta tanggung jawab penuh terhadap semua pertambangan batubara untuk memulihkan kehidupan, kesehatan masyarakat Kalsel. Kehidupan ekonomi mereka dan kerusakan sosial politik akibat tambang batubara," lanjutnya.

Sebagai bentuk solidaritas atas korban bencana banjir di Kalsel, ia juga berharap sejumlah BUMN seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN) menghentikan sementara pembelian batubara dari Kalimantan.

"Juga mendesak komunitas internasional, terutama India dan China untuk menghentikan pembelian batubara dari Kalimantan. Ini sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan atas korban bencana banjir Kalimantan," tandasnya.

Hingga Minggu siang, sebanyak 10 Kabupaten/Kota terdampak banjir Kalsel, yakni Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjar Baru, Kota Tanah Laut, Kota Banjarmasin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Balangan, Kabupaten Tabalong, Kabupataen Hulu Sungai Selatan, dan Kabupaten Batola.

Tak hanya itu, akibat banjir yang terjadi sejak Selasa lalu (12/1) ini, 24.379 rumah terendam banjir dan 39.549 warga mengungsi. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sendiri telah menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir pada 14 Januari 2021.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya