Berita

Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule/Net

Politik

Iwan Sumule: Kenapa Yang Disuntikkan Sinovac, China Saja Beli Vaksin Pfizer

KAMIS, 14 JANUARI 2021 | 16:34 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Presiden RI Joko Widodo menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Sinovac, Rabu (13/1).

Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule masih bertanya-tanya kenapa pemerintah memakai vaksin asal China itu.

Pasalnya, dari data yang ada, efikasi vaksin Sinovac hanya 65 persen.


Satu lagi, China sendiri yang memproduksi Sinovac masih membeli vaksin dari negara lain, Pfizer.

"Mengherankan, China memproduksi vaksin dan punya vaksin Sinovac, tapi beli vaksin Pfizer," ujar Iwan Sumule kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (14/1).

"Apakah karena efikasi vaksin Pfizer 95 persen, sementara efikasi vaksin Sinovac 65 persen?" lanjut dia.

Untuk itu, Iwan Sumule meminta kepada pihak terkait menjelaskan ke publik soal vaksinasi ini.

Termasuk menjawab pernyataan anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDIP Ribka Tjiptaning terkait keamanan vaksin yang sudah disuntikkan saat ini.

"Semua ini harus diungkap ke publik agar rakyat tahu. Sebagai bentuk pencerahan dan pembelajaran kepada rakyat," ucap Iwan Sumule.

Soal surat dr. Taufik Muhibbuddin Waly. Sp.PD yang viral di media sosial, Iwan Sumule juga minta penjelasan dari pemerintah.

Dalam surat yang viral itu disebutkan, ukuran jarum suntik untuk vaksin harus minimal spuit 3cc dan disuntik tegak lurus 90 derajat menembus otot. Sementara Jokowi pakai spuit 1cc dan tidak 90 derajat.

Seperti diberitakan CNBC Indonesia pada pertengahan Desember 2020 lalu, China akan membeli vaksin dari perusahaan Jerman BioNTech, yang dikembangkan bersama perusahaan AS Pfizer Inc. Shanghai Fosun Pharmaceutical Group Co Ltd mengaku akan mendatangkan setidaknya 100 juta dosis vaksin Covid-19 itu untuk digunakan di China daratan.

Jika disetujui, vaksin akan digunakan tahun depan. Sebanyak 50 juta dosis akan datang di awal. Fosun juga sudah membayar di muka ke BionTech sebesar 250 juta euro. Setengah akan datang di 30 Desember, sedangkan sisanya menunggu persetujuan regulator.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya