Berita

Menkes Budi Gunadi saat jadi narasumber di acara IKA UNPAD/Repro

Politik

Budi Gunadi Pastikan Tidak Akan Vaksinasi Sebelum Disetujui BPOM

SABTU, 09 JANUARI 2021 | 15:44 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan tidak akan melakukan vaksinasi sebelum mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI).

Demikian disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat menjadi Keynote Speaker dalam acara webinar bertajuk "Vaksinasi Covid-19: Apa Yang Perlu Diketahui Para Tenaga Kesehatan?" yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran (IKA UNPAD) pada Sabtu (9/1).

"Soal approval (persetujuan) ini, gak mungkin kita akan vaksinasi sebelum approvel. Yang itu mesti dipastikan," tegas Budi Gunadi.

Budi mengatakan, ia tidak akan melakukan intervensi apapun terkait approval vaksinasi Covid-19 yang menjadi tanahnya BPOM.

Ia bahkan menyampaikan hal itu langsung kepada Kepala BPOM RI, Penny Kusumastuti.

"Saya udah bilang ke Ibu Penny, walaupun seangkatan di ITB-nya, Saya berjanji Bu, Will never touch your tupoksi. Karena saya percaya vaksin ini membutuhkan rasa trust (kepercayaan) yang sangat besar dari rakyat. Dan saya enggak mau main-main dengan trust dan confident itu," tuturnya.

"Jadi terserah Ibu, Ibu maunya apa. Aku gak bakal ngurusin. Tapi boleh gak saya dikasih tahu metodenya biar saya yang backgroundnya sains, BPOM gimana mengapprove-nya," imbuhnya.

Namun begitu, kata Budi, Kemenkes memiliki alasan mendasar kenapa pembelian vaksin Covid-19 dilakukan sejak awal.
 
Sebab, negara-negara maju di dunia sudah melakukan ijon (membeli sebelum masak) maka Indonesia pun sejak awal tidak mau ketinggalan melakukan hal serupa. Karena itu, approval (persetujuan) dari BPOM baru bisa dilakukan setelah vaksin dibeli.

"Kondisi vaksin ini sangat tidak ideal. Kenapa kalau ditanya kita belinya 4-5 (vaksin)? kenapa kok belinya duluan belum ada aprroval? karena memang kondisi vaksin di dunia itu tidak ideal," ujar Budi Gunadi.

Budi mengurai, jumlah penduduk dunia itu tercatat sekitar 7,8 miliar. Sedangkan semua pemerintah di dunia mengetahui bahwa mereka paling tidak harus menargetkan 70 persen vaksinasi dari populasi negaranya masing-masing.

"70 persen dari 7,8 miliar itu sekitar 5,5 miliar. Kalau 1 orang butuh 2 dosis, itu 11 miliar dosis dibutuhkan dunia untuk vaksinasi," jelasnya.

Sedangkan, kata dia, kapasitas produksi vaksin di seluruh dunia saat ini hanya mencapai 6,2 miliar dosis setiap tahunnya. Padahal kebutuhan untuk vaksin Covid-19 saja itu 11 miliar dosis.

Budi menambahkan, dari 6,2 miliar dosis per tahun produksi vaksin dunia ini juga dipakai untuk vaksin-vaksin lain seperti TBC, Polio, Rubella, Campak dan lain-lain yang juga tidak bisa serta merta dihentikan.

"Kita bisa ngurangi setengah saja dari 6,2 miliar, 3,1 miliar per tahun fasilitas existing produksi kita pakai untuk vaksin Covid-19, sambil menunggu pabrik-pabrik baru yang sekarang sedang cepat dibangun bisa wrapping up (membungkus) produksi kapasitasnya. Itu artinya, 11 miliar dosis itu bisa dicapai dalam waktu 3,5 tahun untuk memvaksinasi people of the world," kata Budi Gunadi.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya