Berita

Presiden Venezuela Nicolas Maduro saat memperkenalkan mata uang kripto, Petro/Net

Dunia

Tekan Hiperinflasi, Maduro Siapkan Rencana Digitalisasi Ekonomi 100 Persen

SENIN, 04 JANUARI 2021 | 11:20 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sebuah terobosan baru akan dilakukan oleh pemerintahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Untuk menghentikan hiperinflasi, Maduro mengumumkan rencana digitalisasi ekonomi, menghilangkan uang tunai secara fisik.

Dengan digitalisasi ekonomi, Venezuela akan mengandalkan mata uang dan transaksi digital. Langkah itu diharapkan dapat menjadi solusi keterpurukan ekonomi selama tiga tahun terakhir, di mana Venezuela ditekan oleh sanksi Amerika Serikat (AS).

"Mereka berperang melawan mata uang fisik kita. Tahun ini kita bergerak ke ekonomi digital yang lebih mendalam, dalam ekspansi. Saya telah menetapkan tujuan ekonomi yang 100 persen digital," ujar Maduro, seperti dikutip Sputnik, Senin (4/1).


Maduro mencatat, sekitar 77,3 persen dari semua transaksi keuangan di Venezuela dilakukan dengan kartu debit menggunakan bolivar. Sementara hanya 3,4 persen transaksi yang dilakukan secara tunai, umumnya untuk transportasi umum.

Sementara itu, sekitar 18,6 persen lainnya transaksi menggunakan dolar.

Setelah mendapatkan sanksi AS, penggunaan uang tunai di Venezuela semakin sulit karena bolivar telah kehilangan nilainya. Pada 2020 saja, inflasi di Venezuela sudah mencapai puncaknya, yaitu 5.790 persen.

Berbagai upaya telah dilakukan, termasuk memperbesar percetakan uang kertas baru hingga denominal. Tapi semua itu berakhir gagal.

Kondisi diperparah dengan tidak bisanya Venezuela menjual minyak atau mengakses cadangan emasnya sendiri yang disimpan di luar negeri karena sanksi AS.

Pada Desember 2017, Maduro memperkenalkan mata uang kripto yang disebut Petro untuk menghindari sanksi AS.

Petro memiliki nilai token yang didukung sumber daya alam negara. Satu Petro sendiri setara dengan satu barel minyak Venezuela.

Pemerintah Maduro berencana menggunakan Petro dalam transaksi internasional dan domestik, termasuk untuk memperdagangkan minyak dengan negara lain sembari mengabaikan sanksi AS.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya