Berita

Pengusaha tahu Sumedang terpaksa terus berproduksi karena takut kehilangan pelanggan/RMOLJabar

Nusantara

Tercekik Tingginya Harga Kedelai, Produsen Tahu Sumedang Nekat Berproduksi Meski Merugi

SENIN, 04 JANUARI 2021 | 09:44 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Dilema besar dihadapi para pengusaha tahu di Sumedang, Jawa Barat, akibat melambungnya harga kedelai di pasaran. Jika setop produksi mereka bisa ditinggal pelanggan, namun tetap berproduksi juga berpotensi mengalami kerugian.

Salah seorang pemilik pabrik tahu di Lingkungan Andir, Kelurahan Situ, Kecamatan Sumedang Utara, Tata (63) menyampaikan, kenaikan harga kacang kedelai sudah terjadi sejak 2 bulan lalu.

"Naiknya enggak sekaligus, sehari Rp 100 sampai Rp 200, cuma naiknya tiap hari. Kalau harga normal kedelai biasanya Rp 630 ribu per kuintal, sekarang harganya sudah Rp 930 ribu. Naiknya hampir 50 persen," ujar Tata kepada Kantor Berita RMOLJabar, Minggu (3/1).


Dikatakan Tata, jika kondisi normal, para pegawainya bisa mengolah 3 kuintal kacang kedelai per hari. Namun kini hanya 2 kuintal saja.

"Dua kwintal juga terpaksa, karena saya takut kehilangan pelanggan," ucapnya.

Tata menambahkan, meski harga kedelai terus naik, namun harga tahu tidak mengalami kenaikan. Kondisi ini berdampak pada ruginya perusahaan.

"Ruginya ya karena kedelainya naik, sedangkan tahunya kan tidak bisa naik," tambahnya.

Di tempat lain, Rohana (48) mengungkapkan, para pengusaha tahu di Sumedang kebanyakan memilih tahu impor karena kualitasnya jauh lebih baik dari lokal.

Terkait tentang kenaikan harga kedelai, dia memperkirakan harganya masih akan terus naik. Bahkan kenaikan bisa mencapai Rp 100 ribu per kuintal.

"Saat ini susah bagi para pengusaha mensiasati kenaikan kedelai tersebut, karena harga tahu kan tidak bisa naik, sedangkan harga kacang mungkin akan terus naik, bahkan sampai Rp 10 ribu (per kilogram) lebih," imbuhnya.

Jika kenaikan harga kedelai yang tidak terkendali ini terus berlanjut, kemungkinan dirinya dan pengusaha tahu lainnya akan berhenti berproduksi sementara.

Pasalnya, saat ini dirinya sudah mendapat surat edaran dari Koperasi Produsen Tahu Tempe (KOPTI) pusat melalui pengurus di kabupaten, untuk melakukan aksi mogok produksi, sampai harga kacang kedelai stabil.

"Semua perusahaan di Sumedang mendukung langkah-langkah dari KOPTI pusat dan Sumedang, supaya harga kacang kedelai bisa distabilkan lagi," jelasnya.

Sehingga, ia mendorong pemerintah turun tangan langsung untuk menstabilkan harga kedelai tersebut.

"Harapan ke depan pemerintah cepat-cepat menurunkan harga kedelai. Kasihan lah pengusaha-pengusaha kecil seperti saya, apalagi sekarang sedang pandemi," tandasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya