Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Peristiwa Kelam Malam Tahun Baru 2021 Di Beberapa Negara: Tewas Karena Keracunan Gas Sampai Cedera Mata Karena Ledakan Kembang Api

SABTU, 02 JANUARI 2021 | 08:52 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Di tengah keseruan merayakan malam tahun baru ada sejumlah peristiwa duka yang dikabarkan dari beberapa negara.

Dari laporan yang dihimpun Al-Jazeera pada Sabtu (2/1), sedikitnya ada 11 orang tewas dan beberapa lainnya cedera selama perayaan malam tahun baru di seluruh dunia yang sempat tercatat.

Di Bosnia dan Herzegovina delapan pria dan wanita muda dilaporkan tewas di sebuah pondok liburan di Tribistovo, sekitar 150 kilometer barat daya Sarajevo. Polisi menduga mereka tewas karena keracunan karbon monoksida saat merayakan malam pergantian tahun.
Pihak keamanan mengatakan bahwa mereka menerima panggilan pada Jumat (1/1) sekitar pukul 10 pagi (waktu setempat) dan pergi ke sebuah rumah di Tribistovo di mana beberapa orang ditemukan sudah tak bernyawa..

Pihak keamanan mengatakan bahwa mereka menerima panggilan pada Jumat (1/1) sekitar pukul 10 pagi (waktu setempat) dan pergi ke sebuah rumah di Tribistovo di mana beberapa orang ditemukan sudah tak bernyawa..

Media Bosnia dan Kroasia mengatakan delapan orang itu terdiri dari siswa sekolah menengah dan universitas, berusia antara 18 dan 20 tahun.

Dewan Menteri Bosnia-Herzegovina menyatakan 2 Januari sebagai hari berkabung di negara itu. Kanton Herzegovina Barat juga mengumumkan tiga hari berkabung.

Dilaporkan Radio Europe, beberapa media Bosnia dan Kroasia mengatakan banyak orang di wilayah tersebut diperkirakan telah menyelenggarakan acara pribadi serupa untuk merayakan liburan selama kuncian guna mencegah penyebaran virus corona.

Para korban meninggal karena kebocoran gas beracun yang tampaknya disebabkan oleh generator listrik yang digunakan untuk pemanas.  Gas karbon monoksida tidak berbau dan tidak berwarna dan dapat menumpuk di ruang tertutup saat generator atau pemanas gas digunakan.

Di Turki, pemain sepak bola Galatasaray asal Norwegia, Omar Elabdellaoui dirawat di rumah sakit karena cedera mata setelah mengalami kecelakaan kembang api.

“Elabdellaoui melukai kedua matanya,” menurut Dr Vedat Kaya dari Rumah Sakit Liv di Ankara.

“Sementara pemain asal Norwegia itu belum kehilangan penglihatannya, satu matanya jauh lebih terluka parah daripada yang lain,” kata Kaya.

Di Prancis timur, seorang pria berusia 25 tahun tewas akibat kembang yang ia nyalakan meledak.

Di Jerman, setidaknya satu kematian dilaporkan pada Jumat (1/1) pagi waktu setempat. Yang jadi korban adalah seorang pria berusia 24 tahun di kota timur Rietz-Neuendorf. Dia meninggal ketika kembang api buatan sendiri meledak tak lama setelah tengah malam.

Kasus lain yang disebabkan kembang api yang dimodifikasi menyebabkan nyawa satu orang dalam bahaya dan dua lainnya terluka di dekat kota Osnabrueck, Jerman barat. Saat itu mereka dilaporkan sedang meracik bahan peledak untuk mencoba membuat kembang api, malang sebelum kembang api jadi bahan peledak itu keburu meledak.

Setidaknya satu lagi cedera dilaporkan di desa tengah Springstille ketika kembang api meledak sebelum waktunya pada Kamis malam.

Sementara Polisi di kota barat Essen melaporkan bahwa mereka diserang dengan kembang api tingkat profesional oleh sekelompok pemuda.

Di Dortmund, sekelompok sekitar 50 orang menyebabkan keributan lebih lanjut: beberapa dari mereka mengosongkan alat pemadam kebakaran di jalan, melemparkan kembang api ke mobil yang lewat dan membakar wadah sampah.

Di Lebanon, kantor berita resmi pemerintah melaporkan Jumat (1/1), bahwa tembakan perayaan menewaskan seorang wanita Suriah yang hidup sebagai pengungsi di Lebanon timur dan menghantam sebuah pesawat yang diparkir di bandara Beirut dalam dua insiden terpisah.

Di Irak, peristiwa duka dilaporkan oleh  pejabat kesehatan yang mengatakan bahwa setidaknya ada satu warga sipil tewas dan 25 lainnya luka-luka dalam tembakan perayaan dan kembang api yang menandai tahun baru di berbagai bagian negara itu.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya