Setidaknya ada 10,4 juta anak yang diperkirakan menderita kekurangan gizi akut pada 2021.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk anak-anak, UNICEF, menyebut sejumlah wilayah dan negara tengah menghadapi krisis kemanusiaan yang mengerikan, di antaranya adalah Republik Demokratik Kongo, Sudan Selatan, Nigeria, Sahel Tengah, dan Yaman.
Krisis juga diperparah dengan meningkatnya kerawanan pangan serta pandemi Covid-19.
"Untuk negara-negara yang terguncang akibat konflik, bencana dan perubahan iklim, Covid-19 telah mengubah krisis gizi menjadi bencana yang akan segera terjadi,†kata Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Fore, seperti dikutip
Anadolu Agency, Jumat (1/12).
"Keluarga-keluarga yang sudah berjuang untuk memberi makan anak-anak mereka dan diri mereka sendiri sekarang di ambang kelaparan. Kami tidak bisa membiarkan mereka menjadi korban yang terlupakan di tahun 2020," lanjutnya.
UNICEF menyatakan, peningkatan malnutrisi akut dan kerawanan pangan dalam rumah tangga terjadi di antara anak-anak di Afrika dan Yaman. Itu disebabkan oleh konflik bersenjata yang sedang berlangsung dan ketidakamanan di tengah akses terbatas ke nutrisi penting, air, sanitasi, perawatan kesehatan, dan layanan kebersihan.
Selain itu, banjir di beberapa daerah selama tahun 2020 telah memperburuk tingkat kekurangan gizi akut di kalangan anak-anak.
Data UNICEF menunjukkan, sekitar 7,3 juta orang atau 60 persen populasi di Sudan Selatan diproyeksikan menghadapi kerawanan pangan akut yang parah pada 2021. Sementara sekitar 1,4 juta anak di sana diperkirakan akan mengalami kekurangan gizi akut pada 2021.
Jumlah anak yang menderita malnutrisi akut parah juga diperkirakan akan meningkat dari perkiraan 292 ribu anak pada tahun 2020, menjadi lebih dari 313 ribu anak pada tahun 2021.
Sementara di Kongo, sekitar 3,3 juta anak di bawah usia lima tahun diperkirakan menderita malnutrisi akut pada tahun 2021, termasuk tidak kurang dari 1 juta anak dengan gizi buruk akut yang parah.
