Berita

Ketua Center for Election and Political Party, Chusnul Mar'iyah/Net

Politik

Chusnul Mar'iyah: Hak Masyarakat Berdemokrasi Semakin Menghilang

KAMIS, 31 DESEMBER 2020 | 17:41 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Indonesia harus bisa melaksanakan demokrasi tanpa menyisihkan kelompok tertentu dalam berpolitik. Penting bagi Indonesia untuk menerapkan demokrasi secara optimal.

Hal ini disampaikan pengamat politik dari Universitas Indonesia, Chusnul Mar’iyah dalam webinar “Refleksi Akhir Tahun: Demokrasi dan HAM di Indonesia dan Implikasi dalam Pembangunan Politik” yang digagas FISIP Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Kamis (31/12).

"Baik mereka yang datang dengan latar belakang agama atau ideologi politik yang berbeda," kata Chusnul Mar’iyah, dikutip Kantor Berita RMOLAceh.

Menurut Ketua Center for Election and Political Party tersebut, sepanjang tahun ini diskriminasi terhadap tokoh-tokoh agama semakin terlihat.

Hal itu terbukti dari penangkapan tokoh-tokoh agama. Bahkan ada upaya pembunuhan karakter dengan alasan yang dibuat-buat. Salah satunya adalah pelanggaran protokol kesehatan Covid-19.

Padahal, sambung Chusnul Mar’iyah, saat kampanye dilakukan oleh aktor-aktor pejabat, seperti pada Pilkada Desember lalu, terjadi juga pelanggaran yang sama. Kampanye itu mengumpulkan banyak orang dalam satu titik dan juga sama-sama melanggar aturan protokol kesehatan. Namun mereka tidak ditindak.

"Tapi ketika hal ini dilakukan oleh orang-orang yang ‘tidak sejalur’ dengan elite politik disebut sebuah kasus, walau sanksi perdata sudah dibayar," ucap Chusnul Mar’iyah.

Dirinya juga menyoroti Hak Asasi Manusia (HAM) khususnya dalam politik identitas yang masih banyak permasalahan. Faktanya, kata dia, kasus yang dijalani Pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab, sangat tampak diskriminasinya karena sudah masuk ke ranah politik.

Menurut Chusnul Mar’iyah, penerapan demokrasi di Indonesia masih gagal dalam menjalani nilai-nilai demokrasi. Bahkan, kata dia, seseorang yang bermimpi saja juga bisa terjerat kasus hukum.

Hal ini membuktikan bahwa hak berdemokrasi bagi masyarakat semakin melemah dan bahkan disebut hilang.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya