Berita

Proses pembongkaran atribut FPI di Petamburan/RMOL

Politik

Pemerintah Terlalu Boros Mengurus Pembubaran FPI

KAMIS, 31 DESEMBER 2020 | 07:26 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pemerintahan Joko Widodo dianggap terlalu boros dalam mengurus pembubaran Front Pembela Islam (FPI).

Direktur Ekskutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto menilai bahwa seharusnya pembubaran organisasi kemasyarakatan (ormas) seperti FPI harus melalui prosedur UU dan aturan yang menangani persoalan tersebut, yaitu UU 17/2013 tentang Ormas.

Sedangkan aturan yang lebih detail kata Satyo, terdapat pada PP 58/2016 tentang pelaksanaan UU 17/2013 tentang Ormas.


"Pemerintah mestinya tak bisa begitu saja membubarkan ormas, sedangkan tugas pembinaan ada di Kemendagri dan salah satu tugasnya adalah mencatat ormas-ormas yang terdaftar, dan mengingatkan jika mereka mereka salah," ujar Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (31/12).

Selain itu, jika terdapat anggota-anggota ormas yang salah, maka yang disalahkan bukan ormasnya, melainkan oknum ormas tersebut.

"Proses yang semestinya pun pemerintah harusnya meminta terlebih dahulu pertimbangan dari Mahkamah Agung dan jika ormas itu ada di tingkat Provinsi/Kota/Kabupaten, harus melibatkan DPRD," kata Satyo.

Bahkan masih kata mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (Prodem) tersebut, hingga saat ini pemerintah belum memiliki alat teknis yang jelas untuk membubarkan ormas.

"Dan sebetulnya pemerintah hingga hari ini belum memiliki alat teknis yang jelas untuk membubarkan ormas apabila dianggap tidak memiliki legalitas," terang Satyo.

Sikap pemerintah ini dianggap tidak objektif dan tidak adil. Sebab, pelarangan aktivitas FPI lebih disebabkan alasan-alasan subjektif.

Secara de facto marwah perjuangan dan pergerakan FPI akan tetap hidup, bahkan secara administrasi akan berdiri FPI dalam bentuk lainnya.

“Jadi pemerintah terlalu boros untuk mengurusi hal ini hingga menggunakan segala resources hanya untuk menyikapi FPI akibat kesalahan treatment pemerintah dan hanya akan membuat persoalan ini tidak akan hilang hanya akan berganti bentuk dan wajah," pungkasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya