Berita

Markaz Syariah/Net

Politik

Punya Garapan Sendiri, Muhammadiyah Tidak Akan Terlibat Kelola Markaz Syariah

SELASA, 29 DESEMBER 2020 | 15:06 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pengurus Pusat Muhammadiyah tidak masalah dengan usulan Menko Polhukam untuk menjadikan Markaz Syariah di Megamendung, Jawa Barat, menjadi pesantren bersama.

Markaz Syariah adalah pesantren aglokultural yang dikelola pimpinan FPI, Habib Rizieq Shihab.

Kekinian, lahan Markaz Syariah menjadi polemik setelah muncul gugatan dari PTPN VIII sebagai pemilik hak guna usaha (HGU) lahan tersebut.


Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad menilai usulan pondok pesantren bersama itu sah saja apabila itu merupakan jalan keluar terbaik dari polemik belakangan ini.

Hanya saja, kata Dadang, PP Muhammadiyah tidak akan ikut mengelola ponpes bersama itu.

"Bisa saja kalau itu sesuatu jalan keluar yang terbaik, silahkan. Tetapi kalau Muhamadiyah mungkin tidak akan ikut mengelola pesantren, kecuali ada keputusan nanti keputusan pimpinan Muhammadiyah," ujar Dadang, Selasa (29/12).

Dadang menyebut Muhammadiyah telah banyak memiliki lembaga pendidikan yang dikelola secara mandiri. Sehingga, Muhammadiyah tidak akan terlibat jika usulan Markaz Syariah menjadi pesantren bersama.

"Ya mungkin, tapi kalau Muhammadiyah tidak akan ikut karena kita punya garapan-garapan sendiri. Muhammadiyah akan punya model pesantren sendiri, punya sekolah-sekolah, kita terlalu sibuk mengurusi. Mungkin itu serahkan kepada yang mau, siapa, ormas-ormas Islam," tegasnya.

Menko Polhukam Mahfud sebelumnya menilai solusi untuk polemik tanah Markaz Syariah dengan PTPN untuk pesantren bersama.

"Nah, kita lihat nanti, kalau saya berpikir begini, itu kan untuk keperluan pesantren, ya teruskan saja untuk keperluan pesantren. Tapi nanti yang urus misalnya Majelis Ulama, NU, Muhammadiyah, gabunglah termasuk, kalau mau FPI bergabung di situ," kata Mahfud.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya