Berita

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto/Net

Politik

Meski Punya Elektabilitas Tinggi Prabowo Sulit Jadi Capres Lagi, Begini Analisis SMRC

SELASA, 29 DESEMBER 2020 | 14:56 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, diprediksi sulit untuk maju kembali dalam pagelaran Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Direktur Eksekutif Saiful Mudjani Research and Consulting (SMRC), Sirojudin Abbas mengatakan, faktor yang memuat Prabowo sulit bukan karena tingkat elektabilitas yang rendah.

"Pak Prabowo kelihatannya lebih sulit maju di 2024. Karena pada pilpres sebelumnya pun gagal, padahal jauh-jauh hari sudah punya modal awal yang baik tapi tidak banyak berkembang," ujar Sirojudin Abbas dalam jumpa pers virtual, Selasa (29/12).


Jika melihat hasil survei SMRC pada 23-26 Desember 2020, Prabowo Subianto masih mendapat tingkat keterpilihan yang cukup tinggi, yakni sebesar 14,9 persen.

Elektabilitas Menteri Pertahanan tersebut berada di posisi kedaua setelah Ganjar Prabowo yang mendapat elektabilitas sebesar 15,7 persen. Di urutan ketiga, ada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebesar 11 persen.

Diurutan keempat, ada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno 7,9 persen, keempat Ridwan Kamil (7,1 persen), kelima Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurthi Yudhoyono (3,1 persen) dan keenam Menteri Sosial Tri Rismaharini (3,1 persen).

Dari data tersebut, Sirojudin menilai Prabowo masih belum memiliki cukup peluang untuk maju kembali di Pilpres 2024. Karena, lawan potensial yang ada disekelilingnya kini adalah anak-anak muda.

"Ini empat tahun menjelang pilpres 2024, sentimen publik terhadapnya (Prabowo) ternayata tidak lebih baik bahkan cendrung di bawah Ganjar," ungkap Sirojudin Abbas.

"Peluang Prabowo di 2024, oleh sebab itu, mungkin lebih berat dibanding 2014 maupun 2019," tandasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya