Berita

KSAU periode 2002-2005 Chappy Hakim/Net

Nusantara

Tiga Ancaman Kedaulatan Udara Negara: Terorisme, Drone, Dan Pandemi

SENIN, 28 DESEMBER 2020 | 17:45 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Setidaknya terdapat tiga perkembangan strategis yang harus diperhatikan dengan seksama dan terkait dengan keamanan kedaulatan suatu negara menurut Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) periode 2002-2005, Chappy Hakim.

Berbicara dalam Talkshow Aero Summit 2020 pada Senin (28/12), Chappy menyebut ketiga hal tersebut adalah terorisme, drone yang beriringan dengan cyber world, dan pandemi Covid-19.

Dalam hal terorisme, Chappy mengingatkan kembali tragedi 9/11 pada 2001. Di mana Amerika Serikat (AS) langsung mengevaluasi sistem pertahanan keamanan nasional yang berhasil dibobol oleh kelompok teroris menggunakan penerbangan sipil komersial.

"Hasil investigasi tragedi 9/11, pemerintah Amerika kemudian membentuk yang disebut sebagai Departement of Homeland Securit. Tidak berhenti di situ, AS juga membentuk badan pengamanan baru yang dikenal dengan nama TSA (Transportation Security Administration)," jelas Chappy.

Selain itu, lanjut Chappy, AS juga meningkatkan pengawasan mekanisme pengelolaan lalu lintas udara, baik sipil maupun militer.

Terlepas dari terorisme, ia juga menekankan pesatnya perkembangan teknologi, khususnya drone yang semakin canggih dan dapat mengancam kedaulatan udara.

Drone yang diiringi pengembangan Artificial Inteligent (AI), menurut Chappy juga sangat berpotensi digunakan spionase dan sabotase.

"Maraknya penggunaan drone misalnya, dalam berbagai kemampuan canggih belakangan ini tidak dapat dianggap enteng begitu saja. Gangguan terhadap beberapa rute penerbangan telah terjadi di Indonesia," tuturnya.

Perkembangan terakhir yang menurut Chappy sangat penting terhadap kawasan udara nasional adalah pandemi Covid-19, di mana membuat sistem perhubungan udara internasional lumpuh.

"We are in a state of uncertainty, we are in the middle of circle of uncertainty. Tidak ada seorangpun yang mampu memperkirakan dengan pasti kapan situasi sulit ini akan berakhir," pungkasnya.

Populer

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

KPK Juga Usut Dugaan Korupsi di Telkom Terkait Pengadaan Perangkat Keras Samsung Galaxy

Rabu, 15 Mei 2024 | 13:09

Alvin Lim Protes Izin Galangan Kapal Panji Gumilang

Sabtu, 11 Mei 2024 | 15:56

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Serbu Kuliner Minang

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:59

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Obor Api Abadi Mrapen untuk Rakernas IV PDIP Tiba di Batang

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:28

Mubadala Energy Kembali Temukan Sumur Gas Baru di Laut Andaman

Minggu, 19 Mei 2024 | 02:59

Rocky Gerung Dicap Perusak Bangsa oleh Anak Buah Hercules

Minggu, 19 Mei 2024 | 02:41

Deal dengan Kanada

Minggu, 19 Mei 2024 | 02:24

Kemenag: Kuota Haji 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah

Minggu, 19 Mei 2024 | 02:04

Zulhas Dorong Penguatan Sistem Perdagangan Multilateral di Forum APEC

Minggu, 19 Mei 2024 | 01:40

DPR: Kalau Saya Jadi Nadiem, Saya Sudah Mengundurkan Diri

Minggu, 19 Mei 2024 | 01:20

2 Kapal dan 3 Helikopter Polairud Siap Amankan KTT WWF

Minggu, 19 Mei 2024 | 00:59

Selengkapnya