Berita

Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto/Net

Suluh

Pilpres 2019 Dan Pelajaran Bagi Politisi Muda

MINGGU, 27 DESEMBER 2020 | 21:23 WIB | OLEH: WIDIAN VEBRIYANTO

Geliat Pilpres 2019 cukup menguras tenaga negeri ini. Kehadiran kandidat yang hanya terdiri dari 2 pasangan calon menjadi penyebabnya.

Polarisasi terjadi di hampir seluruh aspek kehidupan bangsa. Semua seolah harus tegas berada di kubu mana, Jokowi-Maruf atau Prabowo-Sandi.

Bahkan istilah cebong dan kampret sempat mencuat. Cebong bagi pendukung pasangan 01 dan kampret untuk sebutan pendukung lawan.


Yang menarik perhatian adalah munculnya para politisi muda dalam geliat pilpres. Mereka seolah menjadi garda depan tim sukses untuk menggaet pemilih milenial.

Beragam pendapat diutarakan untuk memastikan bahwa calon yang mereka dukung adalah yang terbaik. Sementara semua ide dari pasangan lawan sudah pasti dianggap tidak brilian dan dihakimi tidak akan sukses.

Saking menggebunya, tak jarang cemoohan kerap turut ditiup. Baik saat live di acara debat televisi, maupun ditulis di akun media sosial mereka masing-masing.

Kini, Pilpres 2019 sudah usai. Jokowi-Maruf pemenang dan pemerintahan telah berjalan setahun lamanya.

Di awal pemerintahan, Presiden Joko Widodo langsung memasukkan nama Prabowo Subianto yang menjadi rival saat pilpres ke dalam kabinet. Jabatan sebagai menteri pertahanan diberikan kepada ketua umum Partai Gerindra.

Penunjukan itu sempat membuat publik kaget. Namun kemudian dapat dipahami sebagai upaya rekonsiliasi untuk meredam agar polarisasi tidak semakin menguat.

Namun setahun berselang, Jokowi kembali membuat kejutan. Nama Sandiaga Uno yang menjadi pasangan Prabowo di pilpres turut dimasukkan dalam kabinet. Sandi menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Masuknya Sandi tentu membuat publik semakin terkaget-kaget. Sebab ujung dari pilpres ternyata Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang jadi rival justru menjadi bawahan Jokowi.

Lalu bagaimana nasib pendukung yang menggebu-gebu bahkan mati-matian di pilpres? Termasuk bagaimana dengan politisi muda yang kadung melontarkan kata-kata yang “menjelek-jelekan” keempat orang tersebut.

Kekecewaan tentu menjadi hal yang pertama yang dirasakan. Setelah itu penyesalan. Menyesal lantaran di era digital ini setiap kalimat yang disampaikan akan abadi terekam.

Di mana nantinya rekaman tersebut akan menjadi senjata bagi lawan-lawan politiknya di kemudian hari. Mereka akan ditembak, mulai dari tudingan mencla-mencle, terlalu berlebihan, hingga ketidakmampuan menjaga idealisme tokoh yang didukung.

Hal yang harus dicatat adalah berhati-hati dalam berkata penting untuk dijaga. Jangan sampai pernyataan yang keluar menyerang pribadi orang. Lebih objektif, kritik diarahkan kepada program yang diusung.

Sebab dalam politik, setiap orang pasti bisa berubah haluan kapanpun. Ini lantaran yang abadi dalam politik adalah kepentingan.

Sementara program yang diusung siapapun akan selalu bisa diperdebatkan. Terpenting kritik tersebut rasional dan berbasis data yang akurat.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Gunting Pita Cegah Bencana

Minggu, 30 November 2025 | 03:18

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Tinjau Pembangunan Jembatan

Senin, 08 Desember 2025 | 03:59

BP Taskin Siap jadi Garda Depan Pengentasan Kemiskinan Pascabencana Sumatera

Senin, 08 Desember 2025 | 03:43

Ferry Irwandi Disentil Jangan Jadikan Bencana Ladang Sensasi dan Fitnah

Senin, 08 Desember 2025 | 03:23

Rencana Makam Pejabat Nakal dan OTW Banjir Hiasi Google Maps Gunung Slamet

Senin, 08 Desember 2025 | 02:57

Menguatkan Sistem Penanggulangan Bencana Indonesia

Senin, 08 Desember 2025 | 02:33

Bahaya Monasit di Skandal Timah Dibongkar, Nyali Kejagung Diuji

Senin, 08 Desember 2025 | 02:21

Narasi Ferry Irwandi Soal Bencana Sumatera Timbulkan Kepanikan Baru

Senin, 08 Desember 2025 | 02:12

BGN Ingatkan Kepala SPPG Jangan Ongkang Kaki Usai Peroleh Insentif

Senin, 08 Desember 2025 | 01:59

Prabowo Siap Cabut HGU Demi Huntara Warga Terdampak Bencana

Senin, 08 Desember 2025 | 01:42

KRI Bontang-907 Bawa 2 Ribu KL BBM Menuju Sibolga

Senin, 08 Desember 2025 | 01:30

Selengkapnya