Berita

Poster kampanye Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019/Net

Publika

Prabowo-Sandi Dan Sejarah Hitam Demokrasi

SABTU, 26 DESEMBER 2020 | 07:53 WIB

SETELAH Calon Presiden 2019 Prabowo Subianto menjadi menteri dalam kabinet Jokowi, kini Calon Wapres Sandiaga Uno juga masuk kabinet.

Komitmen awal untuk siap menjadi oposisi 5 tahun ke depan runtuh sudah. Rekor MURI patut disematkan untuk sejarah demokrasi bangsa dimana Prabowo-Sandi ternyata senang hati menjadi "pembantu" Jokowi.

Prabowo yang galak saat kampanye membuat pendukung bangga dan mengacungkan jempol. Soekarno baru telah muncul.


Pendukung rela mengorbankan harta benda demi sukses perjuangan sang panutan. Pengorbanan pendukung di samping mengumpulkan dana kampanye juga dengan pengorbanan jiwa, tewas 6 atau bahkan 9 orang dan luka-luka 600 orang saat aksi protes di depan Bawaslu pada 21-22 Mei 2019.

Kini kejutan terjadi. Setelah diumumkan oleh Jokowi bahwa Sandiaga Uno menjadi salah satu menteri hasil reshuffle, maka lengkaplah kekecewaan pendukung PS-Uno. Ada yang karena sakit hati menyumpahi dengan predikat "penghianat".

Keduanya menjadi bahan olok-olok di media sosial sebagai performance manusia yang tidak istiqamah. Pertimbangan didominsi oleh kalkulasi untung rugi.

Sebagian lagi pendukung sudah tak peduli pada keduanya, berkonklusi bahwa memang seperti itulah kualitasnya. Bahkan ada yang bersyukur untung katanya tidak menjadi Presiden dan Wakil Presiden.

Ketika rakyat menghadapi masalah seperti tokoh yang dikriminalisasi, gonjang-ganjing perundang-undangan yang merugikan rakyat, atau kasus pelanggaran HAM oleh aparat, Prabowo diam seribu bahasa dan Sandi pun tak muncul komentar, apalagi pembelaan.

Dalam kaitan kehidupan demokrasi masuknya PS-Uno dalam kabinet Presiden Jokowi menjadi catatan sejarah hitam. Baru kali ini terjadi di Indonesia, mungkin juga di dunia.

Catatan hitam, karena buruk sebagai preseden. Bahasanya, jika cuma sekedar mau jadi menteri, buat apa bertarung habis-habisan dalam pilpres. Jadi pendukung lawan saja dari dahulu.

Catatan hitam lain adalah membunuh budaya pengawasan dan perimbangan kekuatan. Semestinya kontrol terhadap kekuasaan itu harus kuat.

PS-Uno dapat memimpin kekuatan pengawasan dan perimbangan ini. Akan tetapi dengan masuknya PS-Uno dalam kabinet Jokowi maka hal itu sama saja dengan memperkokoh oligarkhi.

Apa boleh buat, catatan sejarah hitam telah ditorehkan oleh PS-Uno dengan merusak sendi demokrasi bangsa. Secara tak disadari keduanya telah berkontribusi dalam membangun kultur otokrasi. Jokowi yang semakin jumawa.

M. Rizal Fadillah
Pemerhati politik dan kebangsaan.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya