Berita

Pekerja migran Myanmar/Net

Dunia

Dianggap Sebagai Penyebar Virus, Orang Myanmar Di Thailand Jadi Target Diskriminasi

KAMIS, 24 DESEMBER 2020 | 14:29 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Isu diskriminasi telah meningkat terhadap orang-orang Myanmar di Thailand di tengah meningkatnya kasus Covid-19.

Meksi virus corona pertama kali diidentifikasi di pasar makanan laut Wuhan, China, tetapi warga Thailand menyalahkan orang-orang Myanmar yang dianggap sebagai penyebar virus.

Diskriminasi semakin marak ketika terjadi peningkatan kasus Covid-19 di antara para pekerja migran dari Myanmar.


"Orang Myanmar dicap menularkan Covid-19, tetapi virusnya tidak mendiskriminasi," ujar Sompong Srakaew dari Jaringan Perlindungan Tenaga Kerja, seperti dikutip Reuters, Kamis (24/12).

Tindakan diskriminasi serius terhadap orang Myanmar terlihat dari dilarangnya mereka menaiki bus, ojek, atau pergi ke kantor.

Di media sosial, diskriminasi semakin akut. Beberapa akun menyerukan agar pekerja migran yang terinfeksi tidak perlu dirawat sebagai hukuman membawa virus ke Thailand.

"Di mana pun Anda melihat orang Myanmar, tembak mereka," tulis sebuah akun YouTube.

Kelompok Pemantau Media Sosial Independen untuk Perdamaian mengatakan kepada mereka menemukan ratusan komentar yang diklasifikasikan sebagai ujaran kebencian di YouTube,Facebook dan Twitter.

"Komentar tersebut termasuk bahasa rasis yang ditujukan untuk memicu diskriminasi dan mempromosikan nasionalisme," kata Saijai Liangpunsakul dari kelompok tersebut.

"Kami khawatir bahwa diskriminasi online dapat berubah menjadi diskriminasi lebih lanjut dan bahkan mengarah pada kekerasan dunia nyata," sambungnya.

Sejauh ini, baik pemerintah Thailand dan Myanmar belum memberikan tanggapan.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya