Raja Mohammed VI saat menyambut delegasi dari Amerika Serikat dan Israel/MAP
Raja Maroko Mohammed VI menyambut dengan tangan terbuka kunjungan delegasi dari Amerika Serikat dan Israel awal pekan ini (Selasa, 22/12).
Didampingi oleh Putra Mahkota Moulay El Hassan, Raja Mohammed VI menerima kunjungan dari para delegasi yang terdiri dari penasihat senior presiden Amerika Serikat Jared Kushner, penasihat keamanan nasional Israel Meir Ben-Shabbat serta asisten khusus presiden Amerika Serikat dan perwakilan khusus untuk negosiasi internasinol lainnya di Istana Kerajaan Rabat.
Dalam pertemuan tersebut, Raja Mohammed VI menegaskan kembali kepuasannya yang mendalam dengan hasil bersejarah dari percakapan telepon yang dilakukannya pada 10 Desember lalu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Dalam percakapan telepon bersejarah tersebut Trump mengakui wilayah Sahara Maroko sebagai bagian dari kedaulatan Maroko. Selain itu, dalam percakapan terelpon itu, kedua pemimpin juga sepakat untuk memulai kembali mekanisme kerja sama dengan Israel merupakan perkembangan besar untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas kawasan.
Langkah-langkah ini menyangkut pemberian otorisasi kepada perusahaan penerbangan Israel untuk membawa anggota komunitas Yahudi Maroko dan turis Israel ke Maroko, dimulainya kembali kontak dan hubungan diplomatik dan resmi secara penuh dengan Israel pada tingkat yang sesuai, promosi ekonomi bilateral yang dinamis dan inovatif. kerja sama, serta langkah-langkah untuk pembukaan kembali kantor penghubung di Rabat dan Tel Aviv.
Dalam pertemuan yang sama, Raja Mohammed VI juga memberikan selamat kepada Jared Kushener atas pekerjaan besar yang telah dia capai sejak kunjungannya ke Maroko pada Mei 2018 lalu.
Pertemuan tersebut menjadi semacam batu pijakan untuk mencapai titik balik bersejarah ini demi integritas wilayah Maroko dan ini pembangunan yang menjanjikan untuk perdamaian di Timur Tengah.
Meski begitu, masih dalam pertemuan yang sama, Raja Mohammed VI juga menegaskan kembali posisi Kerajaan Maroko yang koheren, konstan dan tidak berubah tentang masalah Palestina, yang didasarkan pada solusi dua-negara.
Dia menggarisbawahi bahwa solusi dua negara yang dimaksud adalah Israel dan Palestina sebagai dua negara hidup berdampingan, dalam damai dan keamanan. Dia juga menegaskan bahwa negosiasi antara pihak Palestina dan Israel adalah satu-satunya cara untuk mencapai penyelesaian yang komprehensif dan final.
