Berita

Presidium Majelis Nasional (MN) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Hamdan Zoelva/RMOL

Politik

Hamdan Zoelva: Penembakan 6 Laskar FPI Tragis Dan Ada Dugaan Pelanggaran HAM Berat

MINGGU, 20 DESEMBER 2020 | 20:21 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Tewasnya enam laskar pengawal Habib Rizieq Shihab (HRS) karena ditembak oleh Polisi merupakan kejadian yang luar biasa.

Begitu yang disampaikan oleh Presidium Majelis Nasional (MN) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Hamdan Zoelva saat menyampaikan pengantar diskusi bertema "Polisi, FPI dan HAM" secara daring.

"Tewasnya 6 orang anggota FPI di jalan tol sangat mengagetkan. Saya betul-betul merasa bahwa begitu mudahnya nyawa anak bangsa dicabut, melayang, hilang karena alasan penegakan hukum," ujar Hamdan Zoelva seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Minggu malam (20/12).


Menurut Hamdan, seorang teroris pun tidak bisa dilakukan dengan tindakan sadis dengan alasan apa pun. Kecuali dalam keadaan yang tidak bisa dihindarkan oleh aparat penegak hukum.

"Tapi ini sangat tragis memang, 6 orang (meninggal). Dari informasi awal yang kami peroleh, ini suatu tindakan yang sangat mengkhawatirkan dari sisi tindakan hukum," kata Hamdan.

Hamdan menyoroti Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang diberi kewenangan oleh UU untuk melakukan penyelidikan terhadap kasus-kasus yang diduga sebagai pelanggaran HAM yang berat.

"Dari gambaran sepintas, ada dugaan pelanggaran HAM berat di sana, karena terjadi tewasnya 6 orang itu, ada dugaan memang ada terjadi pelanggaran HAM yang berat," jelas Hamdan.

"Kita nanti akan melihat apakah memang seperti disampaikan pihak kepolisian sebagai tindakan yang tegas dan terukur, ataukah tindakan tegas yang out of flow. Ini yang akan kita lihat nanti, hasil penyelidikan ini," sambungnya.

Diskusi tersebut turut diikuti beberapa narasumber, di antaranya Profesor Hafid Abbas, Profesor Hasim Purba, Abdullah Hehamahua, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik, dan Supriyono B. Sumbogo.

Sedangkan enam orang penanggap adalah, Umi Rozah Aditya, Erdianto Effendi, Cakra H. Santosa, Jum Anggriani, Herlambang Perdana Wiratraman, dan Fahri Bachmid.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya