Berita

Ilustrasi/Net

Kesehatan

Petugas Kesehatan Alaska Alami Reaksi Alergi Serius Setelah Divaksinasi Vaksin Pfizer

KAMIS, 17 DESEMBER 2020 | 07:46 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Seorang petugas kesehatan Alaska dilaporkan mengalami reaksi alergi yang serius setelah mendapatkan suntikan vaksin virus corona buatan Pfizer dan BioNTech.

Reaksi terjadi hanya beberapa menit setelah relawan tersebut mendapat suntikan Pfizer pada Selasa (15/12) waktu setempat. Kasusnya serupa dengan dua kasus lain yang dilaporkan minggu lalu di Inggris.

Regulator medis Inggris telah mengatakan bahwa siapa pun yang memiliki riwayat anafilaksis, atau reaksi alergi parah terhadap obat atau makanan, tidak boleh mendapatkan vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19.

Tetapi Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah mengatakan bahwa kebanyakan orang Amerika dengan alergi harusnya aman untuk menerima vaksin tersebut. Dikatakan hanya orang yang sebelumnya memiliki reaksi alergi parah terhadap vaksin atau bahan dalam vaksin khusus ini yang harus menghindari suntikan.

Sementara Lindy Jones, direktur departemen darurat di ibu kota Juneau tempat pasien dirawat, mengatakan bahwa pasien Alaska itu tidak memiliki riwayat reaksi alergi.

"Gejala pada pasien paruh baya sembuh setelah diberikan pengobatan alergi epinefrin," kata Jones, seperti dikutip dari AFP, Kamis (17/12).

Pasien saat ini dilaporkan telah pulih, namun masih berada di Rumah Sakit Regional Bartlett Juneau, di bawah pengawasan otoritas kesehatan setempat.

Pemberian vaksin dimulai pada Senin (14/12) di Amerika Serikat, setelah otorisasi penggunaan darurat minggu lalu. Dosis awal telah disisihkan untuk petugas kesehatan dan penghuni panti jompo

Mantan Kepala Ilmuwan FDA Jesse Goodman menyebut reaksi alergi itu mengkhawatirkan tetapi mengatakan bahwa lebih banyak informasi harus diketahui untuk lebih memahami risikonya.

"Yang perlu kita ketahui adalah penyebutnya - berapa dosis yang telah diberikan? Apakah ini akan menjadi sesuatu yang akan terlihat pada insiden yang lebih tinggi dengan vaksin ini dibandingkan dengan yang lain?" kata Goodman.

"Kita harus mencari tahu hal-hal itu untuk menginformasikan apakah itu mengubah rekomendasi atau bagaimana ini digunakan," pungkasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya