Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti/Ist
Sejumlah kendala dan permasalahan yang dihadapi BUMN Karya dalam pelaksanaan percepatan proyek strategis nasional menjadi bahasan dalam rapat koordinasi antara pimpinan DPD RI dengan Direksi BUMN Karya.
Rakor yang digelar di ruang rapat pimpinan DPD RI di Gedung Nusantara III Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta itu, dipimpin langsung oleh Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti dan Wakil Ketua Sultan Baktiar Najamudin, Selasa (15/12).
Sementara dari jajaran direksi BUMN Karya, hadir Novel Arsyad (Dirut Pembangunan Perumahan), Budi Harto (Dirut Hutama Karya), Destiawan Soewardjono (Dirut Waskita Karya), Haedar Abdul Karim (Dirut Nindya Karya), Sugeng Rochadi (Dirops Wijaya Karya) dan Parta Saratih (Direktur QHSE Adhi Karya).
Waskita Karya misalnya, meminta dukungan DPD RI agar perbankan memberi kelonggaran di masa pandemi ini. Mengingat beban
cash flow Waskita Karya yang cukup berat.
“Sejak Oktober, sejumlah bank menahan fasilitas modal kerja dan SCF, sehingga kami juga kesulitan di lapangan,†ungkap Destiawan kepada LaNyalla.
Waskita Karya, kata dia, terpaksa merevisi sejumah terget kinerja perusahaan. Termasuk target pendapatan usaha dan arus kas dari aktivitas operasional.
Permasalahan lain yang dihadapi adalah kasus pembebasan lahan, terutama untuk proyek jalan tol. Termasuk hambatan dari sejumlah pemerintah daerah terkait arus suplai material. Serta ijin penggunaan tanah kawasan hutan dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Menjawab permintaan itu, LaNyalla menyatakan akan meminta semua pihak, termasuk pemda dan kementerian/lembaga untuk sinergi dalam medukung percepatan pelaksanaan proyek strategis nasional.
Kata LaNyalla, percepatan proyek strategis nasional tersebut penting. Karena, selain menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi di daerah, proyek tersebut juga akan menyerap tenaga kerja seperti yang sudah disampaikan oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas atau KPPIP.
Oleh karena itu, lanjutnya, DPD RI memberikan dukungan penuh kepada Peraturan Presiden 109/2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang mencakup 201 proyek dan 10 program di 22 sektor, dengan total nilai investasi sebesar Rp 4.817,7 triliun.
“Dan khusus di tahun 2021 nanti, pemerintah melalui KPPIP telah menargetkan penyelesaian 38 proyek dengan nilai investasi Rp 464,6 triliun rupiah. Dengan asumsi akan menyerap tenaga kerja sebanyak 878 ribu orang,†urainya.
Untuk itu, sambung senator Jawa Timur ini, DPD RI ingin memastikan BUMN Karya yang mendapat penugasan maupun mengikuti tender proyek strategis nasional mampu berjalan
on the track.
"Sehingga target jumlah proyek dan waktu yang dipatok pemerintah melalui KPPIP dapat terlaksana," pungkasnya.
