Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

China Serius Blokir Impor Batu Bara Australia, Akan Ambil Dari Negara Lain Termasuk Indonesia

SELASA, 15 DESEMBER 2020 | 06:37 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah China akan secara resmi membatasi impor batu bara Australia dan akan memenuhi kepentingan produksi lokal dan impor dari pemasok lain.

Spekulasi itu muncul setelah outlet media pemerintah Global Times mengatakan bahwa perencana ekonomi top China telah mengizinkan perusahan pembangkit listrik untuk mengimpor batu bara tanpa batasan, kecuali dari Australia.

Di antara pemasok lain yang dimaksud, di antaranya adalah Mongolia, Indonesia dan Rusia. Selain itu mereka juga memproduksi batu bara di dalam negeri.

Dilaporkan 9News, Senin (14/12), langkah tersebut nampaknya diambil untuk menstabilkan harga pembelian batu bara. Selain itu China juga ingin mengurangi penggunaan batu baranya dalam upaya mengurangi emisi karbon dalam beberapa dekade mendatang.

Namun, Wang Yongzhong, direktur Institut Ekonomi Energi di Akademi Ilmu Sosial China, memperhatikan adanya nuansa politik dari langkah tersebut.

“Hubungan antara China dan Australia telah memburuk dan Australia secara bertahap kehilangan pasar China,” katanya.

Menteri Perdagangan Simon Birmingham telah meminta China untuk segera menghentikan rencana membatasi batu bara Australia. Brmingham mengatakan bahwa jika benar, mereka menunjukkan penggunaan praktik diskriminasi terhadap industri bernilai 14 miliar dolar Australia tersebut.

"Kami tegaskan kembali bahwa semua ketentuan perjanjian perdagangan bebas kami dan kewajiban perdagangan dunia antara Australia dan China harus dijunjung dan dihormati," katanya, seperti dilaporkan Sydney Morning Herald.

China adalah mitra dagang terbesar Australia, tetapi hubungan antara Canberra dan Beijing menjadi sangat tegang dalam beberapa bulan terakhir. China juga baru-baru ini menaikkan tarif untuk anggur dan jelai Australia serta memblokir impor daging domba, daging sapi, lobster, dan barang lainnya.

Birmingham minggu lalu mengatakan bahwa tindakan China mungkin melanggar Perjanjian Perdagangan Bebas dan aturan Organisasi Perdagangan Dunia. Namun China menolak klaim tersebut.

“Keprihatinan yang disebut Menteri Perdagangan Australia tentang kepatuhan China pada ChAFTA sama sekali tidak berdasar. Kami berharap Australia dapat berbuat lebih banyak untuk meningkatkan rasa saling percaya dan kerja sama bilateral,” kata seorang juru bicara kedutaan China.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya