Berita

Massa yang menunggu di luar gedung parlemen, menyambut gembira keputusan Kongres yang melegalkan aborsi Jumat 11 Desember 2020

Dunia

RUU Aborsi Disahkan, Ratusan Orang Argentina Gembira Merayakan

SABTU, 12 DESEMBER 2020 | 15:08 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Argentina siap menjadi negara Amerika Latin yang melegalkan aborsi. Kongres memuluskan RUU aborsi, setelah debat panas selama 20 jam dan dengan selisih suara 131 banding 117.

RUU itu, yang diajukan bulan lalu oleh presiden sayap kiri, Alberto Fernández, disetujui pada Jumat (11/12) pagi waktu setempat memunculkan aksi perayaan massa di depan parlemen.

Ribuan anak muda dengan syal hijau (simbol kampanye aborsi yang sah dan legal) menghabiskan malam di luar gedung parlemen di Buenos Aires, merayakan keputusan itu. Bercampur dengan beberapa kelompok yang mengecam dan kecewa dengan keputusan tersebut.

RUU tersebut memungkinkan aborsi hingga minggu ke-14 kehamilan. Di Argentina, berdasarkan undang-undang sejak tahun 1921, aborsi hanya diizinkan jika terjadi pemerkosaan atau bahaya bagi nyawa ibunya. Bagi Fernandez, RUU tersebut sebagai cara untuk 'menjamin bahwa semua wanita memiliki akses ke hak kesehatan yang komprehensif', seperti dikutip dari AFP, Sabtu (12/12).

Senator Norma Durango mengatakan kepada radio El Desthep bahwa mereka memiliki kesempatan untuk mengesahkan RUU itu di Senat.

Jika RUU tersebut lolos ke Senat, Argentina akan bergabung dengan Kuba, Uruguay, dan Guyana sebagai negara yang mengizinkan aborsi di Amerika Latin. Ini juga legal di Mexico City.

Masalah legalisasi aborsi mendominasi agenda politik Argentina sejak 2018. Menciptakan demonstrasi skala besar di sebagian besar negara Katolik, tempat kelahiran Paus Fransiskus.

Ketika itu, RUU ini mendapat persetujuan DPR, namun ditolak Senat. Setelah pemilihan umum 2019, RUU itu mengalami banyak perubahan.

“Saya Katolik, tetapi saya harus membuat undang-undang untuk semua orang,” kata Fernández, menekankan keputusannya itu adalah demi kesehatan masyarakat.

“Aborsi legal di negara-negara Dunia Pertama dan negara-negara maju yang sangat religius seperti Italia, Spanyol dan Irlandia,” Menteri Kesehatan Hinnes Gonzalez Garcia menambahkan.

Menurut statistik pemerintah, analis kesehatan memperkirakan bahwa 370.000 hingga 520.000 aborsi rahasia terjadi setiap tahun di Argentina. Presiden mengatakan prosedur yang salah  telah menewaskan sekitar 3.000 orang sejak 1983.

Banyak masyarakat melakukan aborsi diam-diam dan dengan penanganan yang mengancam nyawa. Pemerintah berupaya mengubah itu dengan melegalkan aborsi demi keselamatan bersama.

"Perdebatannya adalah tentang apakah akan mengizinkan aborsi yang aman, bukan apakah akan mengizinkan aborsi," kata anggota parlemen dari partai yang berkuasa, Anna Carolina Gaillard.

Di luar gedung kongres, orang-orang menyambut gembira.

"Kami percaya bahwa wanita memiliki hak untuk memutuskan apa yang akan mereka lakukan dengan tubuh mereka," kata seorang wanita, Melisa Ramos, 21 tahun, kepada AFP.  

"Anggota parlemen yang menentang legalisasi harus tahu bahwa di tangan mereka akan ada darah perempuan yang meninggal dalam aborsi yang rahasia," katanya.

Mariela Belski, eksekutif Amnesty International di Argentina, mengatakan, ia gembira dengan berita tersebut.
"Ketika RUU itu disahkan, semua orang berteriak, merayakan, menangis," tambah Belski, yang mengatakan undang-undang tersebut akan membantu menyelamatkan nyawa perempuan miskin yang menjalani prosedur ilegal dan seringkali berbahaya di klinik bawah tanah atau di rumah,"

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya