Berita

Donald Trump dan Benjamin Netanyahu/Net

Muhammad Najib

Efek Domino Kekalahan Donald Trump Di Dunia Arab

RABU, 09 DESEMBER 2020 | 12:57 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

MESKIPUN Joe Biden Presiden terpilih Amerika periode 2021-2024 baru memasuki Gedung Putih pada 20 Januari mendatang, peta politik di dunia Arab sudah mulai mengalami perubahan.

Israel yang terus meningkatkan tekanan politiknya terhadap Palestina dengan dukungan Donald Trump, kini mulai mengendur ditandai dengan penyerahan pajak orang-orang Palestina yang dikumpulkan Israel yang ditahan selama tujuh bulan dengan nilai US $ 1,14 miliar setara dengan Rp 16,1 triliun, kini mulai diserahkan kepada pemerintah Palestina.

Selain itu, posisi Perdana Mentri Benjamin Netanyahu yang sikap politiknya terhadap Palestina sangat agresif kini mulai goyah, sementara Benny Gantz calon penggantinya yang lebih moderat terhadap Palestina semakin menguat.

Perlu diingatkan bahwa Netanyahu dan Gantz berada dalam pemerintahan persatuan, dimana posisi Perdana Menteri dipergilirkan dengan pembagian Netanyahu menjabat lebih dahulu selama 18 bulan, kemudian akan digantikan Gantz untuk menyelesaikan masa jabatan pemerintahan selama empat tahun.

Di Saudi Arabia perbedaan sikap antara Raja Salman dan Putra Mahkota Muhammad bin Salman (MBS) terkait Israel yang sudah diketahui publik, menampakkan pergeseran jika sebelumnya peran MBS yang menonjol sampai dijuluki pemimpin de facto Kerajaan yang menjadi pelayan dua kota suci Islam, kini justru sang Raja yang sudah renta justru di depan.

Ada dua peristiwa yang menandai hal ini: Pertama, sikap Pangeran Turki bin Faisal al Saud yang mewakili Kerajaan Saudi Arabia dalam KTT di Bahrain. Di forum yang dihadiri Menlu Israel ini, Pangeran Turki mengkritik keras berbagai kebijakan Israel yang merugikan Palestina. Diikuti dengan pernyataan tegas negaranya, bahwa perdamaian hanya akan terjadi jika Palestina merdeka dengan batas wilayah sebelum tahun 1967.

Kedua, hasil pertemuan kabinet yang dipimpin langsung oleh Raja Salman bin Abdulaziz pada Selasa (8/12/2020)  sebagaimana dibacakan oleh Majid al Qasabi yang menjabat sebagai Mentri Perdagangan dan Investasi. Qasabi menegaskan bahwa perjuangan Palestina masih menjadi utama kebijakan luar negri negaranya, dan Kerajaan Saudi Arabia masih menggunakan inisiatif Liga Arab yang diusulkan mendiang Raja Abdullah pada tahun 2002.

Dengan melihat perkembangan seperti ini, maka harapan Presiden Donald Trump dan Benjamin Netanyahu dimana Saudi Arabia yang menjadi negara penting baik di dunia Arab maupun di dunia Islam untuk berdamai dengan Israel tertutup sudah.

Apakah perkembangan sikap Riad seperti ini akan mempengaruhi sikap UEA dan Bahrain yang terlanjur menandatangani perjanjian damai dengan Israel menarik untuk dicermati. Mengingat dua kerajaan Arab kaya yang berada di kawasan teluk ini belum memiliki mekanisme bagaimana mengakomidasi sikap politik rakyatnya.

Yang pasti, gejolak penolakan dari rakyat Sudan atas inisiatif kelompok militer untuk berdamai dengan Israel mulai marak di Khartoum. Sementara kelompok-kelompok politik sipil mulai berani menyuarakan penentangannya, yang semakin lama tampaknya akan semakin kuat seiring dengan semakin dekatnya waktu Presiden Joe Biden memasuki Gedung Putih.

Bagimana nanti muaranya tentu akan ditentukan oleh dinamika kekuatan politik di dalam negri Sudan, sikap Riad, dan Washington. Tanpa dukungan Riad dan Washington, maka Tel Aviv tidak akan bisa bergerak, mengingat negara dan rakyat Sudan tidak punya kepentingan apapun terhadap Israel.

Penulis adalah pengamat politik Islam dan demokrasi.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya