Berita

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara/Net

Bisnis

Ekonom Indef Sarankan Gojek Tidak Perlu Merger Dengan Grab

SELASA, 08 DESEMBER 2020 | 17:50 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Grab dan Gojek dikabarkan selangkah lagi menggabungkan alias merger operasi di Asia Tenggara. Isu merger ini menyita perhatian masyarakat.

Selain melibatkan dua perusahaan berlevel decacorn di Asia Tenggara, rumor yang berhembus dari luar negeri itu justru terjadi di saat fundamental bisnis Gojek semakin sehat.

Bahkan bulan lalu, Gojek berhasil menggaet pendanaan baru dari Telkomsel senilai 150 juta dolas AS.


Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, dengan berbagai tekanan yang dihadapi, merger akan lebih menguntungkan Grab.

"Secara bisnis market share Gojek lebih kuat dan memiliki brand image yang lebih positif di Indonesia," kata Bhima, Selasa (8/12).

Grab, menurut Bhima, memang lebih unggul di luar negeri. Tapi, di kawasan Asia Tenggara, Indonesia adalah kunci bisnis, karena memiliki pasar yang besar.

Pandangan yang sama soal Gojek yang tidak memerlukan merger juga disampaikan ekonom dari Universitas Bina Nusantara (Binus) Doddy Ariefianto.

"Belum tentu juga Gojek yang bisnis dan namanya lebih kuat di Indonesia membutuhkan itu (merger). Apalagi Gojek masih bisa mengoptimalkan Indonesia sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara," kata Doddy.

Doddy kemudian menyoroti peluang di bisnis keuangan digital. Pangsa pasar layanan jasa keuangan seperti uang elektronik (e-money) atau dompet digital memiliki prospek yang bagus.

"Sekarang ini banyak orang di negara kita maupun di luar negeri sudah semakin melek terhadap penggunaan cashless. Ini menjadi indikator yang baik buat pengembangan bisnis perusahaan seperti Gojek," imbuh Doddy yang pernah menjadi ekonom di Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Secara fundamental sejatinya posisi Gojek saat ini jauh lebih solid. Bulan lalu Co-CEO Gojek Andre Sulistyo melaporkan perkembangan positif Gojek sejak melakukan restrukturisasi bisnis di tahun 2019 dengan fokus kembali ke bisnis inti.

"Perusahaan berhasil mencetak laba operasional di luar biaya headquarter (contribution margin positive) di tengah kondisi penuh tantangan dalam tahun ini," ujar Andre.

Dalam konteks contribution margin positive seperti dijelaskan Andre, setiap transaksi Gojek sudah menghasilkan cashflow yang belum dikurangi biaya headquarter.

"Investasi ada perpaduan pendanaan dari luar dan internal cashflow. Jika ada profit dari titik produk itu, investasi yang kami lakukan tidak hanya dari luar. Sejak tahun ini investasi bisa dihasilkan dari internal cash flow, ini penting sekali," jelasnya.

Dengan fundamental yang lebih solid, di tengah pandemi Covid-19, Gojek juga berhasil menarik sejumlah investor baru untuk masuk. Tahun ini Gojek berhasil mendapatkan pendanaan baru melalui fundraising seri F dan dari Telkomsel.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya