Berita

Anggota Komisi II DPR RI, Muhammad Nasir Djamil/Net

Politik

Pilkada 2022-2023 Bakal Digabung Di 2024, Nasir Djamil: Risikonya Besar

JUMAT, 04 DESEMBER 2020 | 10:58 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Usulan Pilkada 2022-2023 digabung ke 2024 menuai kontroversi di masyarakat. Tak sedikit yang menolak, namun banyak pula yang mendukung kebijakan tersebut guna efisiensi anggaran.

Menurut anggota Komisi II DPR RI, Muhammad Nasir Djamil, hal tersebut baru sekadar wacana dan belum menjadi pembahasan serius di parlemen.

“Itu masih wacana, di Komisi II juga masih wacana bagi fraksi-fraksi yang ada. Jadi mereka belum membicarakannya secara serius rencana menggabungkan Pilpres Pilkada di 2024,” ucap Nasir ketika berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (4/12).


Nasir menjelaskan, saat ini di parlemen memang ada wacana untuk menggabungkan RUU Pemilu dan Pilkada, yang nantinya bakal diatur dalam UU Pemilu. Namun, hal itu masih sebatas wacana belum ada pembahasan serius di masing-masing fraksi.

Legislator PKS asal Aceh ini juga sempat menanyakan kepada para penyelenggara pemilu perihal rencana tersebut. Mereka berpendapat kurang sepakat dengan digabungkannya Pilkada dan Pilpres 2024.

“Prinsipnya kan memang mereka ingin efiesiensi anggaran, tapi memang saya pernah tanya dengan salah seorang penyelenggara pemilu, di KPU. Mereka mengatakan kalau itu terjadi, berat sekali bagi KPU, kemudian juga penyelenggara Pemilu tingkat nasional itu kan berakhir April 2024,” katanya.

Artinya, lanjut Nasir, jika hal tersebut dilaksanakan bisa jadi penyelenggara pemilu di 2024 merupakan wajah baru. Sehingga petugas pemilu harus menyesuaikan dengan regulasi baru serta akan ada pergantian di level bawah.

“Jadi memang risikonya besar. Karena itu sebabnya, ini belum dibicarakan secara serius. Karena UU Pemilu masih di Baleg. Masih diharmonisasikan, disinkronisasikan, di Badan Legislasi,” imbuhnya.

Ditambahkan Nasir, menggabungkan Pilkada dengan Pilpres dan Pileg di 2024 perlu dipertimbangkan secara matang agar tidak mengandung risiko tinggi.

“Jadi memang itu masih wacana, jadi menurut saya itu memang harus dipertimbangkan secara matang dan memperhatikan juga bagaimana di daerah-daerah yang menyelenggarakan Pilkada 2022-2023. Makanya, kalau pandangan saya harus ada kompromi nanti,” tandasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya