Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Demo, Kampanye, Kerumunan HRS Dianggap Jadi Sebab Kenaikan Kasus Covid-19, Gde Siriana: Liburannya Kok Tidak Disebut?

KAMIS, 03 DESEMBER 2020 | 17:05 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Peningkatan kasus positif Covid-19 yang cenderung meroket pada belakangan ini dapat sorotan Kabareskrim Polri, Komjen Listyo Sigit Prabowo, saat Rakornas Sentra Gakkumdu yang disiarkan YouTube Bawaslu RI, Kamis (3/12).

Secara khusus, Kabareskrim menyebut 3 faktor utama penyebab melonjaknya kasus corona di tanah air. Yaitu demo penolakan omnibus law, kampanye pilkada, dan kerumunan dalam kegiatan yang melibatkan pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab.

"Kenapa ini bisa terjadi? Karena beberapa waktu yang lalu terjadi kegiatan yang kami lihat di lapangan ini berdampak langsung. Yaitu adanya demo pasca-omnibus law, kemudian rekan-rekan yang melaksanakan kegiatan kampanye dengan kegiatan yang bersifat pertemuan langsung, terus kegiatan-kegiatan yang terakhir kita lihat klaster baru dengan kedatangan MRS (Muhammad Rizieq Shihab) di bandara, Petamburan, Megamendung, kemudian juga menambah angka Covid," tutur Listyo.


Pernyataan Listyo ini justru dipertanyakan oleh Direktur Indonesia Future Studies (INFUS), Gde Siriana Yusuf. Karena seharusnya, hal tersebut bukan ranah Bareskrim, tapi wewenang Satuan Tugas Covid-19.

Selain itu, faktor libur panjang yang dianggap punya peran kuat terhadap kenaikan kasus ini sama sekali tak disinggung Kabareskrim. Padahal, dari sejak awal, pemerintah sudah mewaspadai potensi kenaikan akibat ada libur panjang beberapa waktu lalu.

"Liburannya mana? Kok enggak disebut? Travel kasih diskon, hotel kasih diskon...Objek wisata promo di medsos. Juga aktivis KAMI tertular covid di penjara Bareskrim bagaimana?," ucap Gde Siriana, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (3/12).

"Semestinya yang kasih assesment bukan Bareskrim, tapi Gugus Tugas," imbuhnya.

Gde Siriana pun akhirnya menilai penanganan Covid-19 di Indonesia lebih condong kepada pendekatan politis. Sehingga berujung kurva penambahan yang tak kunjung menurun.

"Penanganan Covid selama ini lebih pada political approach daripada medical and scientific approach, dengan menjadikan momen-momen yang berhadapan dengan pemerintah sebagai kambing hitam klaster covid. Apalagi (informasi Covid-19) disampaikan Bareskrim bukan gugus tugas," tandasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya