Berita

Direktur Lemkapi, Edi Hasibuan/Net

Politik

Lemkapi: Pengakuan Napoleon Mengarah Pada Pembunuhan Karakter Komjen Listyo Sigit

JUMAT, 27 NOVEMBER 2020 | 16:57 WIB | LAPORAN: MEGA SIMARMATA

Mantan Anggota Kompolnas Edi Hasibuan menilai pengakuan Irjen Napoleon Bonaparte (NB) yang menyebut ada “restu” Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo dalam kasus Djoko Tjandra tidak rasional dan sangat tidak masuk akal.

“Kita melihat pengakuan itu sulit diterima akal sehat. NB mengaku TS (Tommy Sumardi-red) dapat restu dari Kabareskrim. Sedangkan TS sendiri tidak pernah mengaku mendapatkan restu,” ujar Edi Hasibuan, Kamis (26/11).

Untuk itu, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) ini meminta agar semua pihak hati-hati melihat kasus ini dan harus bijak melihat pernyataan Irjen Napoleon.

Pria yang juga pakar hukum dari Universitas Bhayangkara Jakarta ini melihat pernyataan ini sangat politis dan bisa mengarah pada pembunuhan karakter terhadap sosok Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo.

Apalagi saat ini Kabareskrim merupakan salah satu calon kuat Kapolri.

“Kami melihat isu Djoko Tjandra sangat seksi untuk menurunkan elektabilitas calon Kapolri,” lanjut Edi.

Edi sangat tidak yakin kebenaran dari pengakuan Irjen Napoleon itu.

Sama sekali tidak ada fakta hukum dengan pengakuan Irjen Napoleon. Polisi juga melihat tidak ada pengakuan itu dalam BAP.

Jadi isu itu sengaja dilemparkan dalam persidangan dengan tujuan tertentu.

Jika seandainya kasus Djoko Tjandra ada keterkaitan dengan Kabareskrim seperti yang disampaikan Irjen Napoleon ada restu apapun, Edi yakin Kabareskrim tidak akan berani memproses kasusnya dan memproses dua Pati Polri dengan tegas.

“Kalau ada restu dari Kabareskrim, itu bunuh diri namanya,” tegas Edi.

Sejauh ini, Edi melihat komitmen Kabareskrim sangat jelas, tegas dan berani memproses Pati Polri yang masih aktif.

“Kami melihat Kabareskrim ini sungguh bernyali besar,” pungkasnya.

Populer

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

UPDATE

Korupsi Menggila, Bangsa Ini Dibawa ke Mana?

Selasa, 11 Maret 2025 | 17:31

Resesi AS Cuma Omon-Omon, Dolar Tembus Rp16.400

Selasa, 11 Maret 2025 | 17:29

Legislator PAN Ungkap Ada Perang Mafia di Tubuh Pertamina

Selasa, 11 Maret 2025 | 17:16

DPR: Kehadiran Pak Simon di Pertamina Getarkan Indonesia

Selasa, 11 Maret 2025 | 17:07

BI dan State Bank of Vietnam Sepakat Perkuat Kerja Sama Bilateral

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:56

Masa Jabatan Ketum Partai Digugat di MK, Waketum PAN: Itu Masalah Internal

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:54

Anggaran FOLU Net Sink 2030 Non APBN Bisa Masuk Kategori Suap

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:54

Pandawara Group Sampaikan Kendala ke Presiden, Siap Berkolaborasi Atasi Sampah

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:39

DPR Pertanyakan Pertamina soal ‘Grup Orang-orang Senang’

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:37

Menhan: 3 Pasal UU TNI Bakal Direvisi

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:24

Selengkapnya