Berita

Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan/Net

Dunia

Muncul Rumor Pakistan Akan Akui Israel, Kemlu: Kami Teguh Dukung Palestina

RABU, 25 NOVEMBER 2020 | 10:46 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pemerintah Pakistan menolak adanya rumor yang menyatakan bahwa Islamabad akan mengakui Israel.

Mengutip pernyataan Perdana Menteri Imran Khan, Kementerian Luar Negeri Pakistan pada Selasa (24/11) menegaskan posisi Islamabad dalam hal konflik Palestina dan Israel sudah jelas.

"Perdana Menteri telah menjelaskan bahwa kecuali penyelesaian yang adil atas masalah Palestina yang memuaskan rakyatnya, Pakistan tidak dapat mengakui Israel," tegas kementerian, seperti dikutip Anadolu Agency.

"Pakistan dengan teguh mendukung hak rakyat Palestina yang tidak dapat dicabut untuk menentukan nasib sendiri. Untuk perdamaian yang adil dan abadi, sangat penting untuk memiliki solusi dua negara," lanjut kementerian.

Solusi dua negara yang dirujuk oleh kementerian sendiri sesuai dengan resolusi PBB dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang menyatakan Palestina yang merdeka memiliki wilayah sebelum 1967 dengan Yerusalem sebagai ibukotanya.

Spekulasi Pakistan akan mengakui Israel muncul di tengah laporan dugaan adanya tekanan dari Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi kepada Islamabad untuk melakukan normalisasi hubungan dengan Tel Aviv.

Dalam wawancara pada awal bulan ini, Khan mengungkap ia telah mendapat tekanan dari beberapa negara sahabat untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Meskipun dia tidak menyebutkan nama negara yang dimaksud, namun banyak pihak yang percaya bahwa Khan merujuk pada Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).

Pasalnya Khan mengisyaratkan Pakistan memiliki ketergantungan ekonomi dengan negara-negara yang dimaksud.  

"Ada hal-hal yang tidak bisa kami katakan. Kami memiliki hubungan baik dengan mereka," jawab Khan ketika ditanya negara yang dimaksud.

Dalam beberapa waktu terakhir, dengan bantuan AS, Israel tengah gencar melakukan normalisasi hubungan dengan negara-negara Muslim. Beberapa negara yang baru melakukan normalisasi adalah UEA, Bahrain, dan Sudan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya