Berita

Rusia/Net

Dunia

Balas Magnitsky Act, Rusia Jatuhkan Sanksi Untuk 25 Pejabat Inggris

MINGGU, 22 NOVEMBER 2020 | 06:32 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Rusia membalas sanksi diberlakukan oleh Inggris beberapa bulan lalu.

Jurubicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova pada Sabtu (21/11) mengatakan, sebanyak 25 pejabat Inggris dikenakan sanksi oleh Moskow sebagai balasan.

"Menanggapi tindakan tidak bersahabat dari pemerintah Inggris, dan atas dasar prinsip timbal balik, Rusia membuat keputusan untuk menjatuhkan sanksi pribadi terhadap 25 perwakilan Inggris, (yaitu) dilarang memasuki Rusia," kata Zakharova, seperti dikutip Sputnik.

Lebih lanjut, ia mengatakan, Rusia meminta Inggris untuk menahan diri dari konfrontasi tidak berdasar.

"Semua langkah tidak ramah tidak akan dibiarkan tanpa tanggapan," ucap Zakharova.

Pada awal Juli, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengumumkan sanksi terhadap 49 orang dan kelompok yang dianggap telah melanggar Magnitsky Act. Mereka yang dikenai sanksi berasal dari Rusia, Arab Saudi, Korea Utara, dan Myanmar.

Magnitsky Act merupakan undang-undang yang diadopsi oleh Amerika Serikat (AS) pada 2013 berdasarkan nama seorang akuntan Rusia, Sergei Magnitsky.

Magnitsky meninggal di penjara Rusia pada 2019 saat ditahan karena dicurigai menjalankan skema penipuan pajak. Tetapi menurut Barat, Magnitsky adalah seorang whistleblower yang mengungkap skema korupsi negara.

Setelah itu, AS mengesahkan Magnitsky Act untuk menargetkan pejabat Rusia yang diduga terlibat dalam kematian Magnitsky dengan melarang mereka mengunjungi AS atau menggunakan sistem perbankan Rusia.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya