Berita

Dr Rizal Ramli/Net

Publika

Dr Rizal Ramli Melihat Kontradiksi

Sekarang Doyannya Biar Ngaco Tapi Damai...

Catatan Arief Gunawan
KAMIS, 19 NOVEMBER 2020 | 15:44 WIB | OLEH: ARIEF GUNAWAN

MOCHTAR Lubis tahun ‘77 pernah mencari “siapa sebenarnya manusia Indonesia”.

Ia melakukan otokritik terhadap watak lemah manusia Indonesia umumnya, yang disebutnya berciri hipokrit, ABS, dan suka mengatakan “bukan saya” untuk melempar tanggungjawab.

Ciri lainnya, menurut Mochtar, ialah berjiwa feodal.

Percaya takhayul, tapi berbakat artistik tinggi.

Otokritik ini mengundang banyak reaksi. Namun diakui kebenarannya karena dimaksudkan untuk self correction dan membangun mental positif bangsa.

Koentjaraningrat menyebut mental manusia Indonesia umumnya suka menerabas.

Yaitu nafsu mencapai tujuan secepat-cepatnya tanpa proses usaha yang tekun.

Sehingga dimana-mana kini tumbuh pemimpin palsu. Para gadungan tanpa kompetensi, integritas, dan kemampuan problem solver.

Soekarno menolak olok-olok pembesar Belanda yang berkata bangsa kita bangsa yang paling lunak di dunia (Het Zachtmoedigste Volk ter Aarde). Dengan mengatakan jangan mau disebut “bangsa tempe yang selalu dikira tidur ayam”.

Tokoh nasional Dr Rizal Ramli melihat suatu kontradiksi yang sedang melanda bangsa kita hari ini.

Bangsa besar ini, menurutnya, seharusnya mempunyai visi besar. Namun kenyataannya sering terbentur oleh visi kecil, visi individu, dan visi kelompok. Yaitu kepentingan yang sangat sempit, seperti kepentingan penguasa yang merangkap pengusaha (Peng-Peng), yang berakibat kerugian negara.

“Sehingga terkesan bangsa ini sekarang doyannya biar nggak bener yang penting damai. Biar ngaco tapi damai.”

Dan seperti yang diungkap pula oleh Bung Hatta:

Bangsa besar ini, di zaman besar dan abad besar ini, hanya lahir penguasa-penguasa kerdil yang mengkerdilkan bangsa sendiri ...

Note:
Pidato kebudayaan Mochtar Lubis di TIM, 1977, dibukukan berjudul "Manusia Indonesia Sebuah Pertanggungjawaban".
Penulis merupakan Wartawan Senior

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya