Berita

Pasukan Ethiopia mengaku sudah merebut Kota Alamata dari Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF)/Net

Dunia

Pasukan Ethiopia Akui Sudah Rebut Kota Alamata, Sebanyak 10 Ribu Orang Ditahan TPLF

SENIN, 16 NOVEMBER 2020 | 17:39 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pasukan tentara Ethiopia dilaporkan telah merebut sebuah kota di wilayah utara Tigray setelah hampir dua pekan bertempur dengan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF).

Satuan tugas darurat pemerintah yang dibentuk oleh Perdana Menteri Abiy Ahmed pada Minggu malam (15/11) mengatakan pasukan telah "membebaskan" kota Alamata dari TPLF.

Tetapi mereka juga mengungkap, TPLF menahan 10 ribu orang ketika melarikan diri.

"Ketika milisi TPLF dikalahkan di Alamata, mereka melarikan diri dengan membawa sekitar 10 ribu tahanan," lapor satuan tugas itu, seperti dikutip Reuters.

Dengan akses yang terbatas dan sebagian besar komunikasi terputus di Tigray, Reuters sendiri tidak dapat secara independen memverifikasi pernyataan yang dibuat oleh semua pihak.

Sejauh ini belum ada komentar langsung dari para pemimpin Tigray mengenai peristiwa di Alamata, yang dekat dengan perbatasan negara bagian Amhara.

Pemimpin TPLF, Debretsion Gebremichael telah mendesak PBB dan Uni Afrika untuk mengutuk pasukan federal Ethiopia yang mereka tuding telah menggunakan persenjataan berteknologi tinggi, termasuk drone.

"Abiy Ahmed melancarkan perang ini terhadap orang-orang Tigray dan dia bertanggung jawab atas penderitaan manusia yang disengaja pada orang-orang dan penghancuran proyek infrastruktur besar," terang dia.

Abiy sendiri mengumumkan kampanye militer di Tigray pada 4 November setelah menuding pasukan lokal menyerang pasukan federal.

Pertempuran sendiri sudah menyebar ke negara bagian Amhara dan bahkan Eritrea.

Pada Sabtu (14/11), Eritrea melaporkan beberapa roket ditembakkan dari wilayah Ethiopia.

Diplomat tinggi dari Departemen Luar Negeri AS untuk Afrika, Tibor Nagy, mengecam serangan oleh pasukan Tigray ke Eritrea, dengan menyebut mereka berupaya untuk menginternasionalisasi konflik.

PBB pada Minggu mengatakan, setidaknya 20 ribu warga Ethiopia melarikan diri ke Sudan akibat konflik tersebut.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya