Berita

Presiden terpilih AS, Joe Biden/Net

Dunia

Berkaca Pada Masa Lalu, Taliban Khawatir Biden Ganggu Perjanjian Damai Dengan Trump

SELASA, 10 NOVEMBER 2020 | 15:59 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Taliban yang selama ini terang-terangan mendukung Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump tampaknya cukup kecewa dengan kemenangan Joe Biden.

Pasalnya, Taliban memiliki pengalaman buruk dengan Biden ketika ia menjadi wakil presiden era pemerintahan Barack Obama. Di mana Biden aktif dalam perang yang digalakkan AS di Afganistan.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa (10/11), Taliban mendesak Biden untuk tetap perpegang teguh pada perjanjian yang telah disepakati AS pada Februari, di antaranya menarik pasukan dari Afganistan.

"Imarah Islam ingin menekankan kepada presiden terpilih Amerika yang baru dan pemerintahan masa depan bahwa implementasi perjanjian adalah alat yang paling masuk akal dan efektif untuk mengakhiri konflik," begitu pernyataan Taliban yang dikutip Reuters.

Menurut wakil direktur Stimson Center untuk Asia Selatan, Elizabeth Threlkeld, pemerintahan Biden sendiri tampaknya akan melanjutkan kebijakan Trump untuk Afganistan dan Pakistan.

"Kami cenderung melihat lebih banyak kontinuitas daripada perbedaan dari Trump ke pemerintahan Biden di Afghanistan dan Pakistan. Secara umum, setiap perubahan akan lebih pada nada dan proses daripada substansinya," terang dia, seperti dimuat Gandhara.

Memperkuat pendapat tersebut, mantan dutabesar Pakistan untuk AS, Husain Haqqani mengatakan, Biden akan melanjutkan penarikan pasukan dari Afganistan, namun dengan sejumlah peringatan atau persyaratan.

"Biden tidak akan mundur dengan menyerahkan tanah kepada Taliban dan pasti akan lebih memperhatikan hubungan lanjutan Taliban dengan Al-Qaeda," lanjutnya.

Kemungkinan tersebut juga tampaknya cukup bisa terjadi, mengingat proses perdamaian antara Taliban dan pemerintah Afganistan yang terjadi di Doha mengalami penundaan.

Seorang pejabat senior PBB pada bulan lalu mengatakan, Taliban masih sangat terikat dengan Al Qaeda. Bahkan di tengah proses perdamaian, kekerasan di seluruh negeri masih terjadi.

Berdasarkan perjanjian antara Taliban dan AS pada Februari, AS akan menarik semua pasukannya dari Afganistan paling lambat pada Mei 2021 dengan imbalan jaminan keamanan dari Taliban dan proses perdamaian dengan pemerintah Afganistan.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya