Berita

Senator Partai Republik dari South Carolina, Lindsey Graham/Net

Dunia

Partai Republik Tak Akan Pernah Punya Presiden Lagi Jika Sistem Pemilu AS Tak Diubah

SENIN, 09 NOVEMBER 2020 | 11:10 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Partai Republik tidak akan pernah bisa memiliki presiden lagi jika sistem pemilihan Amerika Serikat (AS) masih seperti saat ini.

Begitu peringatan yang disampaikan oleh Senator Republik dari South Carolina, Lindsey Graham yang dalam beberapa waktu terakhir ikut vokal mengenai adanya kecurangan pemilu.

Berbicara di Fox News pada Minggu (8/11), Graham mengatakan Presiden Donald Trump tidak boleh menyerah karena ia menemukan kecurangan di sejumlah negara bagian.


"Tidak akan pernah ada presiden Republik lain yang terpilih lagi jika Partai Republik tidak menantang dan mengubah sistem pemilihan AS," kata Graham.

"Presiden Trump seharusnya tidak menyerah. Kami turun menjadi rendah, 10 ribu suara di Georgia. Dia akan memenangkan North Carolina. Kami telah beralih dari 93 ribu suara menjadi kurang dari 20 ribu suara di Arizona, di mana lebih banyak suara untuk dihitung," jelasnya.

Sebagai Ketua Komite Kehakiman Senat yang memenangkan pemilihan ulang untuk Senat, Graham mengklaim kecurangan pemilu salah satunya terjadi di Pennsylvania, yang membuat Biden mendapatkan tiket ke Gedung Putih.

Ia bersikeras bahwa pihaknya telah memverifikasi 15 insiden orang mati memberikan suara dalam pemilihan.

"Apa yang terjadi? Tim Trump telah menyelidiki semua pemilih awal dan surat suara yang tidak hadir di Pennsylvania, dan mereka telah menemukan lebih dari 100 orang yang mereka anggap tewas, tetapi 15 orang yang kami verifikasi telah mati yang memilih," klaim Graham.

Sebelumnya pada hari yang sama, Senator Republik Mitt Romney, calon presiden untuk pemilu 2012 melawan Presiden Barack Obama, mengakui bahwa orang Amerika ingin melihat perubahan dalam kepemimpinan di Gedung Putih pada titik ini dalam sejarah AS.

Walaupun prinsip konservatif masih menjadi pertimbangan mayoritas opini publik.

"Mereka benar-benar ingin melihat perubahan dalam kepemimpinan di Gedung Putih pada tahap ini,” pungkasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya