Berita

Presiden Prancis, Emmanuel Macron/Net

Dunia

Ingin Perketat Perbatasan Schengen, Macron Cari Dukungan Ke Jerman Hingga Austria

JUMAT, 06 NOVEMBER 2020 | 09:18 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Eropa, khususnya wilayah Schengen, harus meningkatkan kontrol yang lebih ketat di perbatasan untuk menghindari masuknya jaringan terorisme.

Pesan itu disampaikan oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron saat melakukan kunjungan ke perbatasan Prancis-Spanyol pada Kamis (5/11), seperti dimuat Reuters.

Macron mengatakan, kontrol yang ketat perlu dilakukan untuk mengekang imigrasi klandestin yang biasanya menjadi jalan masuk geng kriminal atau jaringan teroris.

"Saya mendukung perombakan mendalam Schengen untuk memperkuat keamanan perbatasan bersama kami dengan pasukan perbatasan yang tepat," kata Macron.

Bukan sekadar pesan, Macron mengungkap ia akan menyampaikan proposal tersebut dalam pertemuan puncak Uni Eropa pada Desember mendatang.

Untuk saat ini, Prancis tengah menggalang dukungan negara-negara lain atas proposalnya. Beberapa yang menjadi target adalah Jerman, Belanda, dan Austria.

Proposal Macron sendiri muncul ketika dalam beberapa pekan terakhir Prancis dan Austria dilanda serangan teror.

Pada 29 Oktober, seorang pria Tunisia, Brahim Aouissaoui, membunuh tiga orang di sebuah gereja di Nice. Brahim diketahui telah tiba di pulau Lampedusa, Italia, yang terletak di Afrika Utara, lima pekan sebelumnya. Setelah pindah ke daratan, Aouissaoui melakukan perjalanan ke Prancis dengan kereta api beberapa jam sebelum melancarkan serangannya.

Setelahnya, seorang penyerang menewaskan empat korban di Wina setelah melakukan perjalanan ke Slovenia pada Juli untuk membeli amunisi.

Macron mengatakan, serangan-serangan tersebut adalah peringatan bagi Eropa akan adanya risiko serangan teror.

Wilayah atau zona Schengen terdiri dari 22 dari 27 negara anggota Uni Eropa, serta Islandia, Norwegia, Swiss, dan Lichtenstein. Sebanyak 26 negara tersebut menghapus kebijakan paspor dan semua jenis kontrol perbatasan pada masing-masing negara.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya