Berita

Kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Joe Biden/Net

Dunia

Walau Joe Biden Menang, Kunjungan Menlu Pompeo Ke Indonesia Tak Akan Sia-sia

MINGGU, 01 NOVEMBER 2020 | 12:33 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Lusa, Amerika Serikat (AS) akan mengelar pemilihan presiden untuk menentukan pemilik kursi tertinggi di Gedung Putih selama empat tahun ke depan.

Meski pemungutan suara awal sudah digelar dan banyak pemilih yang telah memberikan dukungannya, namun perhitungan sendiri pada dasarnya akan dilakukan pada Selasa (3/11).

Ada dua pasangan kandidat yang bertarung dalam pemilihan kali ini. Petahana dari Partai Republik, Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Mike Pence atau lawannya dari Partai Demokrat, Joe Biden dan Kamala Harris.

Beberapa hari yang lalu, Indonesia sendiri kedatangan petinggi AS, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo yang tengah melakukan tur Asia dalam rangka memperkuat pengaruh di Indo-Pasifik melawan China.

Tiba di Jakarta pada Kamis (29/10), Pompeo bertemu dengan Presiden Joko Widodo, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan hadir dalam forum Gerakan Pemuda (GP) Ansor.

Berbagai komitmen juga telah disampaikan, meliputi memperkuat kerja sama ekonomi hingga pertahanan.

Menjelang pemilihan sendiri, banyak pihak khawatir jika kunjungan Pompeo ke Indonesia menjadi sia-sia. Tetapi itu semua dibantah oleh Gurubesar Hukum Internasional Hikmahanto Juwana.

"Kalau Biden menang, kunjungan tidak akan sia-sia," kata Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani itu kepada Kantor Berita Politik RMOL pada Minggu (1/11).

Hikmahanto berpendapat, kunjungan Pompeo bukan didasari oleh kepentingan politisi, melainkan birokrasi.

"Jadi kalau di AS, politisi itu come and go setiao empat tahun sekali sesuai dengan siapa presidennya. Kalau birokrasi karena mereka direkrut, maka tongkat estafet akan dipindahkan ke yang muda dan seterusnya," paparnya.

Dalam hal kunjungan Pompeo ke Indonesia, ia menjelaskan, dorongan didasarkan pada kekhawatiran para birokrat AS terhadap China. Mengingat pada dasarnya semua birokrat AS memiliki pandangan yang sama terkait ancaman China di kawasan Indo-Pasifik.

"Karena para birokratnya menganalisa kedekatan Indonesia ke China akan mengganggu stabilitas kawasan. Oleh karenanya mereka minta politisi, yang para menteri, untuk turun tangan," pungkasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya