Berita

Presiden Prancis, Emmanuel Macron/Net

Dunia

Emmanuel Macron: Saya Memahami Kemarahan Muslim, Tapi Kekerasan Tidak Dapat Dibenarkan

MINGGU, 01 NOVEMBER 2020 | 07:47 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Presiden Prancis, Emmanuel Macron menanggapi berbagai kritik dan kecaman yang ditujukan kepada dirinya terkait dengan kontroversi kartun Nabi Muhammad.

Berbicara dalam wawancara dengan Al Jazeera pada Sabtu (31/10), Macron mengatakan ia menghormati reaksi marah Muslim dengan munculnya kartun Nabi Muhammad, namun menurutnya itu bukan alasan untuk melakukan kekerasan.

Macron mengatakan, Prancis tidak akan mundur dalam menghadapi kekerasan dan terus membela hak kebebasan berekspresi. Tetapi ia menekankan, bukan berarti dirinya mendukung kartun tersebut atau Prancis menjadi anti-Muslim.


"Jadi saya memahami dan menghormati bahwa orang dapat terkejut dengan kartun ini, tetapi saya tidak akan pernah menerima bahwa seseorang dapat membenarkan kekerasan fisik atas kartun ini," kata Macron dalam transkrip wawancara yang dirilis kantornya dan dikutip Reuters.

"Saya akan selalu membela kebebasan di negara saya untuk menulis, berpikir, menggambar," lanjut dia.

"Peran saya adalah menenangkan segalanya, itulah yang saya lakukan, tetapi pada saat yang sama, melindungi hak-hak ini," imbuhnya.

Pernyataan Macron sendiri muncul setelah Prancis mengalami kejadian yang mengerikan, di mana sebuah gereja di Nice diserang oleh pria bersenjatakan pisau hingga tiga orang meninggal dunia.

Insiden yang terjadi di Baliska Notre Dame pada Kamis (29/10) itu dilakukan oleh seorang pria asal Tunisia berusia 21 tahun.

Pria tersebut diketahui memenggal kepala seorang wanita lansia dan membunuh dua orang lainnya di gereja. Ditembak oleh polisi, pria itu saat ini sedang dalam kondisi kritis di rumah sakit.

Pada Sabtu, polisi mengatakan ada satu tersangka lagi ditahan sehubungan dengan serangan itu. Orang itu bergabung dengan tiga orang lainnya yang sudah ditahan karena dicurigai melakukan kontak dengan penyerang.

Menanggapi serangan di Nice, Macron telah mengerahkan ribuan tentara untuk melindungi situs-situs seperti tempat ibadah dan sekolah, dan para menteri telah memperingatkan bahwa serangan militan Islam lainnya dapat terjadi.

Sebelum serangan Nice, insiden yang serupa juga terjadi pada 16 Oktober. Seorang guru di Paris dipenggal kepalanya oleh seorang pria Chechnya berusia 18 tahun yang marah karena guru itu menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas kewarganegaraan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya