Berita

CFO Huawei, Meng Wanzhou/Net

Dunia

Sidang Ekstradisi Meng Wanzhou, Polisi Kanada Dituding Beri Kesaksian Palsu

KAMIS, 29 OKTOBER 2020 | 09:30 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sidang ekstradisi bos perusahaan teknologi raksasa China Huawei, Meng Wanzhou di Kanada terus berlangsung.

Pengacara Meng, Richard Peck dalam pemeriksaan silang pada Rabu (28/10), menuding polisi Kanada telah memberikan kesaksian palsu.

Polisi Kanada, Winston Yep ketika itu memberikan kesaksian mengapa ia menunda penangkapan Meng pada Desember 2018 di Vancouver.

Dimuat AFP, Yep mengatakan ia tidak segera menangkap Meng ketika penerbangannya mendarat di Vancouver karena alasan keamanan. Yep khawatir jika Meng membawa pisau, pengawal rahasia, atau bahkan agen pengawas bersamanya.

Selain itu, dia juga mengatakan petugas perbatasan ingin menanyainya terlebih dahulu tentang status imigrasinya.

Namun Peck mengatakan jawaban Yep adalah sebuah kebohongan.

"Menurut saya, itu bukan jawaban yang jujur. Keamanan tidak pernah menjadi masalah, itu saran saya untuk Anda," ujarnya.

Meng dicari oleh Amerika Serikat (AS) atas tuduhan penipuan terkait pelanggaran sanksi Amerika di Iran.

Meng diinterogasi oleh Badan Layanan Perbatasan Kanada (CBSA) selama hampir tiga jam tanpa perwakilan hukum, sebelum ditangkap oleh Angkatan Kepolisian Kerajaan Kanada (RCMP).

Peck berpendapat bahwa pihak berwenang Kanada berkonspirasi dengan AS untuk menunda penangkapan Meng dan mendapatkan informasi yang dapat digunakan di pengadilan.

"Awalnya RCMP mengira (mereka) stand by gate untuk menangkap (Meng). Dan jika itu terjadi, dia akan ditangkap di gerbang," kata Peck mengutip catatan RCMP.

Diketahui, petugas CBSA yang menginterogasi Meng, Scott Kirkland, juga meminta kode sandi perangkat elektroniknya, dan berdiri di sampingnya.

Penangkapan Meng sendiri telah berimbas bagi hubungan Kanada dan China. Beberapa hari setelahnya, China menahan dua warga Kanada, Michael Kovrig dan Michael Spavor atas dugaan spionase yang dianggap sebagai pembalasan.

Kasus ekstradisi Meng ke AS dijadwalkan selesai pada April 2021.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya