Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Maroko Dukung Negara-negara Muslim, Kecam Setiap Tindakan Yang Memicu Kebencian

SELASA, 27 OKTOBER 2020 | 08:12 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Maroko mengecam adanya publikasi kartun Nabi Muhammad dan menganggap hal itu adalah penghinaan terhadap Islam. Kementerian Luar Negeri Maroko mengatakan kebebasan berekspresi tidak dapat membenarkan provokasi dan serangan ofensif terhadap Islam dalam alasan atau keadaan apa pun.

"Kebebasan seseorang sebagai individu terbatas pada hak asasi orang lain," ujar kementerian, menambahkan bahwa tindakan tersebut mencerminkan 'kurangnya kedewasaan pelakunya'.

"Kerajaan Maroko mengutuk semua tindakan gelap dan kekerasan biadab yang dilakukan atas nama Islam. Juga mengecam provokasi yang menyinggung kesucian agama Islam," tambah pernyataan itu, menggarisbawahi.

Maroko bergabung dengan banyak negara Arab dan Muslim yang mengecam tindakan yang memicu kebencian, menyerukan "kebijaksanaan dan semangat menghormati orang lain" untuk mempromosikan koeksistensi dan dialog konstruktif antar agama, seperti dikutip dari MWN, Senin (26/10).

Beberapa negara Muslim lainnya juga mengutuk penerbitan ulang karikatur ofensif yang  menjadi sumber tragedi.

Kecaman itu muncul setelah penyebaran gambar yang menghina umat Islam menyusul pembunuhan guru bahasa Prancis Samuel Paty pada 16 Oktober lalu.

Seorang siswa berusia 18 tahun dari Chechnya memenggal kepala guru sejarah karena menunjukkan karikatur Nabi Muhammad dalam pelajaran tentang kebebasan berekspresi.

Kartun tersebut telah diterbitkan ulang di seluruh Prancis sebagai tanggapan atas pembunuhan tersebut dan bahkan diproyeksikan ke gedung-gedung pemerintah di Montpellier dan Toulouse.

Sebelumnya, Prancis bergejolak dengan kemarahan terhadap meluasnya Islamofobia di Prancis.

Presiden Prancis Emmanuel Macron pernah mengatakan, 'Islam sedang dalam krisis' di seluruh dunia, dan akan memberlakukan undang-undang yang ketat terhadap "separatisme Islam". Untuk itu, Macron akan 'membatasi' masuknya imam dari negara-negara lain yang memasuki Prancis.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya