Ekonom senior Indef, Dradjad H. Wibowo/Net
Masalah ekonomi menjadi catatan paling buruk dalam satu tahun kinerja pasangan Joko Widodo-Maruf Amin. Utang menggunung dan kegagalan menggenjot pajak jadi indikatornya.
“Sebagai ekonom, saya melihat ekonomi juga menjadi titik lemah Pak Jokowi,†ujar ekonom senior Indef, Dradjad H. Wibowo kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Selasa (20/10).
Ketua Dewan Pakar PAN ini mengurai bahwa utang luar negeri Indonesia sudah semakin menumpuk. Tercatat pada periode Agustus 2020 utang luar negeri ini Indonesia mencapai Rp 6.098, 72 triliun. Penyebab utama lonjakannya adalah penerimaan pajak negara yang buruk.
Secara tegas, Dradjad menolak anggapan bahwa ekonomi Indonesia merosot gara-gara adanya dampak Covid-19. Sebab, penerimaan pajak di Indonesia sudah lesu beberapa tahun sebelum virus dari Wuhan, China itu merebak.
“Faktanya kinerja jelek pajak ini sudah terjadi bertahun-tahun. Anehnya, solusinya bukan mencari pajak secara kreatif tapi tetap ramah bisnis. Solusinya justru menggenjot utang, utang, dan utang,†katanya.
“Bahasa gampangnya, pemerintah gagal menggenjot pajak, tapi berhasil menggenjot utang,†tandasnya.
Dia menambahkan jika Presiden Jokowi tidak segera mengoreksi masalah pemerintahannya seperti pelemahan KPK, penanganan buruk Covid-19 dan utang pemerintah bakal menjadi catatan buruk Jokowi ke depan.
“Tiga hal di atas hemat saya bakal menjadi sejarah negatif Pak Jokowi jika tidak segera dikoreksi,†tegasnya.