Berita

Akbar Faisal/Net

Politik

Evaluasi Satu Tahun Jokowi-Maruf, Akbar Faisal Kritik Distribusi Kewenangan Menteri Kabinet Yang Dominan

SENIN, 19 OKTOBER 2020 | 16:49 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Jalannya pemerintahan Presiden Joko Widodo pada periode keduanya bersama Wakil Presiden Maruf Amin mendapat kritik evaluatif dari banyak kalangan.

Pasalnya, pada Selasa (20/10) besok, pemerintahan Jokowi-Maruf genap berumur satu tahun.

Salah satu pihak yang menyampaikan kritik ialah Politisi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Akbar Faisal, yang menilai periode kedua pemerintahan Jokowi ini jauh dibawah pencapaian periode pertamanya.

"Saya tak paham apa problem yang dihadapi Pak Jokowi," ujar Akbar Faisal saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Senin (19/10).

Kendati begitu, Direktur Eksekutif Nagara Institute ini mencoba fokus menilai soal distribusi kewenangan kepemimpinan di dalam Kabinet Indonesia Maju. Di mana menurutnya, ada beberapa menteri yang mendapat tugas yang lebih dominan dari yang diberikan oleh Jokowi.

"Tapi yang saya khawatirkan adalah distribusi kewenangan Pak Jokowi kepada beberapa pembantunya terlalu besar, meski dinyatakan baik secara terbuka dan tertutup, bahwa kendali sepenuhnya tetap berada di tangan beliau," ungkapnya.

Menurut Akbar, setiap orang yang bisa membaca psikologis kepemimpinan Jokowi akan paham, bahwa ada beberapa menteri yang tampak berusaha menunjukkan loyalitas dan kinerja yang baik kepada Presiden.

"Namun juga menyisakan keheranan, sebab dengan sengaja ingin menunjukkan dominasi yang berbeda," tuturnya.

Maka dari itu, Akbar mengaku tidak heran jika ada bisik-bisik keluhan dari beberapa menteri yang harus bertanya-tanya mengenai siapa sosok pemimpin negara yang sebenarnya memerintah sekaligus mengelola segala sumber daya negara.

"Tak heran jika terdengar bisik-bisik keluhan dari menteri yang bertanya, 'Sebenarnya siapa majikan gue sih?'. Saya menjadi maklum jika terjadi tumpang tindih kewenangan yang berdampak pada kualitas program pemerintah," demikian Akbar Faisal menutup.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya