Berita

Aksi unjuk rasa di ibukota Thailand, Bangkok pada Minggu, 18 Oktober 2020/Net

Dunia

Mirip Demo Hong Kong, Pengunjuk Rasa Thailand Bergerak Cepat Manfaatkan Media Sosial

SENIN, 19 OKTOBER 2020 | 08:09 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Aksi unjuk rasa di Thailand tampaknya banyak mengadopsi demonstrasi pro-demokrasi Hong Kong yang aktif berlangsung selama berbulan-bulan pada tahun lalu.

Pasalnya, para pengunjuk rasa menggunakan taktik bergerak cepat yang membuat para polisi menebak-nebak lokasi aksi akan diadakan.

Selain itu, mereka juga membanjiri media sosial dengan berbagai informasi mengenai aksi yang juga membuat para polisi kebingungan.

Alhasil, para pengunjuk rasa kedua negara tersebut disebut dengan Aliansi Teh Susu, mengacu pada minuman populer di kedua tempat.

Dilaporkan The Straits Times, puluhan ribu pengunjuk rasa anti-pemerintah mengambil alih persimpangan utama di Bangkok pada Minggu (18/10).

Berdiri di tengah hujan, mereka menggunakan ponco dan payung warna-warni sembari menyerukan agar para aktivis yang ditahan segera dibebaskan.

"Bebaskan teman-teman kami!" teriak mereka.

Pengacara Thailand untuk Hak Asasi Manusia menyebut, setidaknya 80 pengunjuk rasa telah ditangkap sejak Selasa lalu (13/10), dengan 27 di antaranya masih ditahan.

Aksi unjuk rasa yang didominasi oleh mahasiswa itu membuat masyarakat terenyuh dan ikut bergabung.

"Saya tidak bisa membiarkan para mahasiswa bertarung sendirian," kata Phat yang ikut melakukan aksi untuk pertama kali di Monumen Kemenangan Bangkok.

Unjuk rasa bukan hanya dilakukan di ibukota Bangkok, namun ada di setidaknya 19 provinsi lain, termasuk Nonthaburi, Chonburi, dan Khon Kaen.

Khusus di Monumen Kemenangan Bangkok, polisi menyebut ada lebih dari 20 ribu pengunjuk rasa yang melakukan aksi.

"Kami berkomitmen untuk menjaga perdamaian dan ketertiban. Untuk melakukannya, kami terikat oleh hukum, standar internasional, hak asasi manusia," kata jurubicara polisi Kissana Phathanacharoen dalam konferensi pers.

Aksi unjuk rasa yang sudah berlangsung selama kurang lebih tiga bulan di Thailand dilakukan untuk menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Prayuth Chan-o-cha, amandemen konstitusi, dan reformasi monarki.

Populer

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

KPK Juga Usut Dugaan Korupsi di Telkom Terkait Pengadaan Perangkat Keras Samsung Galaxy

Rabu, 15 Mei 2024 | 13:09

Alvin Lim Protes Izin Galangan Kapal Panji Gumilang

Sabtu, 11 Mei 2024 | 15:56

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Serbu Kuliner Minang

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:59

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Obor Api Abadi Mrapen untuk Rakernas IV PDIP Tiba di Batang

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:28

Mubadala Energy Kembali Temukan Sumur Gas Baru di Laut Andaman

Minggu, 19 Mei 2024 | 02:59

Rocky Gerung Dicap Perusak Bangsa oleh Anak Buah Hercules

Minggu, 19 Mei 2024 | 02:41

Deal dengan Kanada

Minggu, 19 Mei 2024 | 02:24

Kemenag: Kuota Haji 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah

Minggu, 19 Mei 2024 | 02:04

Zulhas Dorong Penguatan Sistem Perdagangan Multilateral di Forum APEC

Minggu, 19 Mei 2024 | 01:40

DPR: Kalau Saya Jadi Nadiem, Saya Sudah Mengundurkan Diri

Minggu, 19 Mei 2024 | 01:20

2 Kapal dan 3 Helikopter Polairud Siap Amankan KTT WWF

Minggu, 19 Mei 2024 | 00:59

Selengkapnya