Berita

Ketua Komite Aksi Solidaritas Untuk Munir (KASUM), Usman Hamid/Repro

Hukum

Usman Hamid: Pembunuhan Munir Butuh Kekuatan Besar, Sulit Dikatakan Sebagai Pidana Biasa

MINGGU, 18 OKTOBER 2020 | 18:59 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Kasus pembunuhan terhadap aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Munir Said Thalib bukan kasus pidana biasa.

Demikian disampaikan Ketua Komite Aksi Solidaritas Untuk Munir (KASUM), Usman Hamid saat menjadi narasumber di acara diskusi virtual bertajuk 'Kasus Munir, Kasus Pelanggaran HAM atau Kasus Pidana Biasa?' yang diselenggarakan Kelompok Riset dan Debat Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Minggu (18/10).

Menurut Usman, pembunuhan di dalam pesawat seperti yang dilakukan Polycarpus kepada Munir bukan perkara mudah, melainkan perlu persiapan yang matang.

"Anda tidak bisa membunuh seseorang di pesawat sebagaimana membunuh seseorang di tikungan jalan. Untuk merencanakan pembunuhan di atas pesawat tujuan Jakarta-Singapura-Amsterdam itu membutuhkan sebuah keahlian khusus, hitungan yang matang, dan kekuatan besar," ujar Usman Hamid seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (18/10).

Pada penerbangan dari Jakarta-Singapura, Munir sebenarnya memesan tiket untuk kelas ekonomi. Namun, ia duduk di kelas bisnis setelah diajak oleh Polycarpus. Dan selanjutnya kembali duduk di kelas ekonomi saat penerbangan dari Singapura-Amsterdam.

Selain itu, kata Usman, pembunuhan Munir yang dianggap bukan kasus pidana biasa merujuk pada argumen Jaksa Penuntut Umum dan Hakim saat persidangan Polycarpus sebagai terdakwa di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

"Misalnya yang pertama, ia diyakini diracun dengan minuman selamat datang di kelas bisnis dan itu berarti ada di teritori Bandara Soekarno-Hatta. Dan yang kedua, menurut Hakim ia diracun dengan sebuah racun yang diselipkan di dalam makanan nasi goreng yang ditutup dengan aluminium foil, dan itu sangat mungkin terjadi selama penerbangan," jelas Usman.

Yang ketiga, kata Usman, Hakim Mahkamah Agung (MA) mengatakan bahwa proses peracunan terjadi di Bandara Changi Singapura ketika Munir bersama Polycarpus dan beberapa orang lainnya mengonsumsi minuman hangat di Cofffee Bean.

"Kalau kita lihat itu, itu sesuatu yang juga tidak mungkin atau hampir tidak terjadi di dalam pembunuhan biasa," tegas Usman.

Apalagi, racun yang digunakan untuk membunuh Munir adalah racun Arsen yang menurut para ahli forensik mempunya kandungan yang sangat mematikan.

"Kandungan mematikan itu bahkan bisa membunuh dua ekor gajah besar. Dengan kata lain, racun jenis arsen ini bukan racun yang biasa. Perkara inilah yang saya kira menarik perhatian dunia, menarik publik baik itu di tingkat nasional maupun di tingkat internasional," terang Usman.

Disambung Usman, Munir pun juga dikenal sebagai sosok pejuang dan pembela HAM. Munir juga pernah di teror di rumahnya dengan bahan peledak. "Dengan latar belakang yang demikian, sulit untuk mengatakan ini sebagai peristiwa pidana biasa," pungkas Usman.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya