Berita

Salah satu Deklarator KAMI, Ahmad Yani, menyebut spanduk di patung kuda dipasang oleh pihak-pihak yang tidak menyukai keberadaan KAMI/Net

Politik

Spanduk Tendensius Direspons Santuy , Deklarator KAMI: Itu Cara Lama Oleh Orang Yang Sama

SENIN, 12 OKTOBER 2020 | 10:54 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Puluhan spanduk bernada fitnah yang terpasang di antara Patung Kuda Arjuna Wiwaha hingga persimpangan Harmoni, Jakarta Pusat, ditanggapi santai oleh pihak Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

Saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, salah satu deklarator KAMI, Ahmad Yani mengatakan, orang-orang yang diduga memasang puluhan spanduk tersebut adalah pihak-pihak yang panik dengan keberadaan KAMI. Sehingga mereka mendiskreditkan KAMI dengan menyebarkan spanduk yang tidak benar.

"Itu ulah orang yang tidak suka dengan KAMI. Mulai terganggu dengan kehadiran KAMI," kata Ahmad Yani di Jakarta, Senin (12/10).


Menurut mantan anggota Komisi III DPR RI ini, cara-cara melakukan kampanye gelap dengan mendiskreditkan KAMI tersebut adalah cara-cara lama. Ia yakin polanya sama saat KAMI diadang dan dihalang-halangi saat melakukan deklarasi di sejumlah daerah.

"Itu kan cara-cara lama. Itu orang-orangnya masih sama yang ngehadang-ngehadangi KAMI di daerah-daerah kemarin kita deklarasi. Itu ulah BuzzeRp bayaran-bayaran itu," demikian Ahmad Yani.

Diketahui, pada Senin pagi (12/10) puluhan spanduk diketahui telah berjajar mulai dari area Patung Kuda Arjuna Wiwaha hingga persimpangan Harmoni.

Berdasarkan penelusuran Kantor Berita Politik RMOL, puluhan spanduk itu dipasang di pinggiran jalan. Mayoritas spanduk menyebut KAMI sebagai dalang aksi penolakan UU Cipatker yang berujung ricuh dan pengrusakan beberapa waktu lalu.

Spanduk itu mayoritas bertulis “KAMI Terbukti Menunggangi Aksi Demo Buruh dan Pelajar”. Tiap spanduk dipasang dengan jarak 10 hingga 15 meter.

Sekadar informasi, kawasan Patung Kuda merupakan wilayah yang jadi lokasi para demonstran penolak Omnibus Law UU Cipta Kerja berunjuk rasa pada Kamis kemarin (8/10). Begitu juga di area persimpangan Harmoni.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya