Berita

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi/Net

Dunia

Pengamat: Kunjungan Menlu Wang Yi Ke Kamboja Agar China Dapat Mempengaruhi ASEAN Pada 2022

MINGGU, 11 OKTOBER 2020 | 10:17 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Tur Menteri Luar Negeri China, Wang Yi ke empat negara Asia Tenggara yang dimulai dengan Kamboja pada Minggu (11/10) tampaknya membawa agenda yang sangat besar.

Kementerian Luar Negeri Kamboja menyatakan, Wang akan bertemu dengan Perdana Menteri Hun Sen, Wakil Perdana Menteri Hor Namhong, dan Menteri Luar Negeri Prak Sokhonn.

Kunjungan Wang ke Kamboja tampaknya dilakukan untuk menjaga hubungan baik menjelang keketuan Phnom Penh di ASEAN pada 2022.

Dosen Hubungan Internasional Universitas Pannasastra Kamboja, Sun Kim menyebut, saat ini China dan Amerika Serikat (AS) semakin aktif menekan pengaruh mereka menjelang kepemimpinan Kamboja di ASEAN.

Kunjungan Wang sendiri berfungsi untuk meyakinkan sekutu terdekat Beijing di Asia Tenggara itu tentang dukungan ekonomi dan politik yang berkelanjutan. Khususnya ketika AS menggalakkan pendekatan "wortel dan tongkat".

"Dengan kunjungan ini, (Wang Yi) ingin menegaskan kembali bahwa China tetap berpengaruh dan dalam posisi penting untuk mendukung Kamboja, wilayah Mekong dan ASEAN, yang menentang blokade dan pemisahan dari AS di semua lini," kata Sun Kim, seperti dikutip dari South China Morning Post.

Pengaruh ASEAN sendiri sangat penting bagi China yang saat ini tengah menghadapi sengketa di Laut China Selatan dengan beberapa anggota organisasi kawasan tersebut.

Sun Kim mengatakan, Wang juga akan menggunakan kesempatan itu untuk menjanjikan dukungan bagi pemulihan pasca-pandemi di Kamboja dan kemungkinan akan membahas penyediaan vaksin Covid-19.

Hal yang kurang lebih sama juga disampaikan oleh Presiden Asian Vision Institute, Chheang Vannarith.

Chheang mengatakan, fakta bahwa Kamboja adalah pemberhentian pertama Wang mencerminkan Kamboja adalah teman paling tepercaya China di Asia Tenggara.

Kunjungan Wang ditetapkan untuk menantang tekanan yang diberikan Washington terhadap Phnom Penh, menjelang pemilihan presiden AS pada November.

“Kamboja juga menjadi ajang persaingan China-Amerika. Tapi Kamboja lebih dekat dan lebih mempercayai China, sementara itu tetap membuka pintu ke AS. Ini adalah kesempatan China untuk mendorong lebih jauh di Kamboja. Semakin banyak AS menekan, semakin banyak China mendorong masuk," kata Chheang.

Selama kunjungannya, Wang juga diperkirakan akan menandatangani perjanjian perdagangan bebas China-Kamboja, kesepakatan pertama antara Kamboja dan negara asing.

China adalah sumber investasi asing langsung terbesar, mitra dagang utama, dan juga pemegang 46 persen utang luar negeri negara Kamboja. Peningkatan kehadiran Beijing membuat Kamboja terjebak dalam persaingan antara AS dan China.

Setelah mengunjungi Kamboja, Wang dijadwalkan melakukan perjalanan ke Malaysia, Laos, dan Thailand.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Ukraina Lancarkan Serangan Drone di Beberapa Wilayah Rusia

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:03

Bonus Olimpiade Ditahan, Polisi Prancis Ancam Ganggu Prosesi Estafet Obor

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:02

Antisipasi Main Judi Online, HP Prajurit Marinir Disidak Staf Intelijen

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:37

Ikut Aturan Pemerintah, Alibaba akan Dirikan Pusat Data di Vietnam

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:29

KI DKI Ajak Pekerja Manfaatkan Hak Akses Informasi Publik

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:27

Negara Pro Rakyat Harus Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:17

Bandara Solo Berpeluang Kembali Berstatus Internasional

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:09

Polisi New York Terobos Barikade Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:02

Taruna Lintas Instansi Ikuti Latsitardarnus 2024 dengan KRI BAC-593

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:55

Peta Koalisi Pilpres Diramalkan Tak Awet hingga Pilkada 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:50

Selengkapnya