Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Bank Dunia: 150 Juta Orang Jatuh Dalam Kemiskinan Ekstrim Karena Pandemi

JUMAT, 09 OKTOBER 2020 | 09:03 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Bank Dunia telah memperingatkan bahwa 150 juta orang bisa jatuh ke dalam 'kemiskinan ekstrem' pada akhir 2021 karena pandemi virus korona. Pandemi ini juga menciptakan resesi di seluruh dunia dengan tingkat kemiskinan yang akan meningkat untuk pertama kalinya dalam 20 tahun.

Dalam laporan dua tahunannya tentang kemiskinan dan kemakmuran bersama, organisasi yang berbasis di Washington ini mengatakan proporsi populasi dunia yang hidup dengan kurang dari 1,90 dolar AS per hari diperkirakan akan meningkat dari 9,1 persen menjadi 9,4 persen selama tahun 2020, seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (8/10).

Jika pandemi tidak melanda, angkanya diperkirakan turun menjadi 7,9 persen tahun ini.

"Untuk membalikkan kemunduran serius ini terhadap kemajuan pembangunan dan pengurangan kemiskinan, negara-negara perlu mempersiapkan ekonomi yang berbeda pasca-Covid-19 dengan mengizinkan modal, tenaga kerja, keterampilan dan inovasi untuk pindah ke bisnis dan sektor baru," ujar Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan dalam sebuah pernyataan Rabu.

Sekitar seperempat populasi dunia hidup dengan kurang dari 3,20 dolar AS per hari, sementara ada lebih dari 40 persen yang hidup dengan 5,50 dolar AS per hari.

Target pengentasan kemiskinan ekstrem pada tahun 2030 telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan, tetapi Bank Dunia, yang memberikan pinjaman kepada negara-negara berkembang, mengatakan hal ini tidak mungkin tercapai tanpa tindakan yang cepat dan signifikan.
Dalam waktu 10 tahun, 7 persen populasi dunia masih bisa hidup dengan kurang dari 1,90 dolar AS per hari, tambah Malpass.

Secara keseluruhan, tingkat kemiskinan ekstrim terus menurun selama seperempat dekade terakhir. Sekitar 1,9 miliar orang hidup dalam kemiskinan ekstrem pada 1990, dibandingkan dengan 689 juta pada 2017, menurut Bank Dunia. Selain pandemi virus corona, laporan itu mengutip konflik militer dan perubahan iklim sebagai dua faktor penting di balik pembalikan baru-baru ini.

Kemiskinan ekstrim biasanya paling terasa di daerah pedesaan, tapi sekarang menyebar ke pusat kota. Sekitar 82 persen dari jumlah orang yang diperkirakan akan jatuh ke dalam kemiskinan ekstrim akan tinggal di negara-negara berpenghasilan menengah, menurut laporan tersebut.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya