Berita

Halte Busway terbakar saat demo/Net

Politik

Presiden Jokowi Harus Bertanggung Jawab Atas Segala Kerusakan Akibat Demo

JUMAT, 09 OKTOBER 2020 | 07:24 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja yang dilakukan buruh, mahasiswa hingga pelajar mengakibatkan kerusakan fasilitas umum di berbagai daerah.

Kerusakan tersebut mengakibatkan pemerintah daerah semakin kesulitan mengucurkan biaya perbaikan karena kondisi masih krisis gara-gara pandemi Covid-19.

Atas dasar itu, Presiden Joko Widodo dianggap menjadi pihak yang harus bertanggung jawab atas segala kerusakan tersebut. Termasuk bertanggung jawab atas banyaknya korban akibat bentrokan antara massa aksi dengan petugas kepolisian.


"Reaksi warga negara atas kebijakan pemerintah menjadi beban pemerintah, sehingga kerusakan sebagai akibat aksi massa tetap menjadi tanggung jawab Presiden. Meskipun sangat disayangkan, tetapi reaksi publik muncul karena dipicu kebijakan yang dianggap tidak pro rakyat," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (9/10).

Pengesahan RUU Cipta Kerja menandai bahwa pemerintah dan DPR tidak memiliki sense of crisis yang sebelumnya dikeluhkan Presiden Jokowi sendiri.

"Sejak awal publik sudah terlihat menolak RUU Ciptaker, bahkan sempat ditunda pembahasan, tetapi pemerintah tidak sabar, dan inilah resiko ketika publik diabaikan," kata Dedi.

Seharusnya, kata Dedi, Presiden Jokowi memahami kondisi saat ini di tengah pandemi Covid-19, serta tidak memancing gerakan publik yang lebih besar.

"Semestinya Presiden belajar dari pengesahan UU KPK yang juga menelan korban jiwa karena aksi publik," pungkas Dedi.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya