Berita

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurthi Yudhoyono/Net

Politik

Pengamat: Tak Pusing Urusan Menteri, AHY Justru Sedang Fokus Besarkan Partai

RABU, 07 OKTOBER 2020 | 12:06 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurthi Yudhoyono (AHY) dispekulasi bakal kena imbas dari sikap partainya yang menolak pengesahan omnibus law RUU tentang Cipta Kerja.

Bahkan, walk out (WO) yang dilakukan anggota Fraksi Partai Demokrat diduga akan mempersempit peluang AHY untuk masuk ke jajaran kabinet Presiden Joko Widodo.

Pasalnya, putra sulung Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono itu disebut-sebut bakal ditarik ke dalam kebinet reshuffle Presiden Joko Widodo jilid 2 yang diisukan dilakukan pada Oktober ini.

Wacana yang berkembang ini coba dianalisis Direktur Parameter Politik, Adi Prayitno. Khususnya terkait apakah WO Demokrat di paripurna omnibus law Cipta Kerja bisa membuat peluang AHY semakin tipis masuk kabinet.

Secara struktur politik, Adi berpendapat wacana tersebut hanya sebatas spekulasi yang kemungkinan terjadinya sedikit. Sebabnya, dia melihat posisi AHY sekarang ini telah menjadi ketua umum partai memiliki tujuan yang lebih penting, ketimbang menjadi menteri Jokowi.

"Jadi saya melihatnya itu hanya sebatas spekulasi," ujar Adi saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (7/10).

Lebih jauh lagi, Adi juga memandang sikap politik Demokrat sejak dulu tidak memilih ke kanan dam ke kiri, alias memilih menjadi partai penyeimbang.

Karena itu, sikap menolak pengesahan RUU Cipta Kerja merupakan sesuatu hal yang tidak bisa dikaitkan dengan peluang AHY masuk ke dalam kabinet Indonesia Maju.

"Artinya memang sikap politiknya sudah jelas bagi Demokrat, bahwa omnibus law tidak mencerminkan kepentingan rakyat," katanya.

"Dan kalau dilihat dari segi AHY-nya saat ini memang fokus untuk membesarkan dan mengkonsolidasi Demokrat, dan tidak terlampau pusing soal urusan menteri enggak menterinya Jokowi," demikian Adi Prayitno.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya