Berita

Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Suriah, Bashar al Assad/Net

Dunia

Lima Tahun Intervensi Rusia Di Suriah, Bashar Al Assad Apresiasi Kehadiran Militer Vladimir Putin

SENIN, 05 OKTOBER 2020 | 14:35 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Suriah dan Rusia memperingati lima tahun intervensi Moskow di wilayah tersebut. Presiden Suriah, Bashar al Assad membela keberadaan militer Rusia di wilayahnya.

Assad mengatakan, keberadaan dua pangkalan utama Rusia di Suriah membantu untuk melawan kehadiran militer Barat yang didominasi Amerika Serikat (AS) di wilayah tersebut, di samping mendukung penghancuran pemberontak.

"Keseimbangan militer global ini membutuhkan peran Rusia. Ini membutuhkan pangkalan (militer), kami mendapat keuntungan dari ini," ujar Assad dalam wawancara dengan saluran TV Kementerian Pertahanan Rusia, Zvezda.

Di samping pangkalan Hmeimim, tempat Rusia melancarkan serangan udara untuk mendukung Assad, Moskow juga mengontrol fasilitas angkatan laut Tartus di Suriah, satu-satunya pijakan angkatan laut di Mediterania, yang digunakan sejak zaman Uni Soviet.

Assad menuturkan, sebelum adanya intervensi Rusia, pasukannya telah menghadapi situasi berbahaya dengan oposisi bersenjata yang secara langsung didanai dan diperlengkapi oleh Washington dan kekutan Barat, bersama Arab Saudi dan Qatar.

Namun dengan kekuatan besar milik Moskow dan dukungan milisi dari Iran, ia mengatakan Suriah mendapatkan kembali sebagian besar wilayah yang hilang dalam konflik selama satu dekade itu.

Sejak 2015, Rusia di bawah pemerintahan Presiden Vladimir Putin melakukan intervensi dan melancarkan serangan udara di Suriah. Moskow memperkuat kehadiran militer permanennya pada 2017, menyusul kesepakatan dengan pemerintah di Damaskus.

Sebuah dokumen pemerintah Rusia yang diterbitkan Agustus lalu menunjukkan bahwa pihak berwenang Suriah telah setuju untuk memberi Rusia tambahan tanah dan perairan pesisir untuk memperluas pangkalan udara militernya di Hmeimim.

Di sisi lain, AS dan para pendukung oposisi Suriah mengatakan, serangan udara Rusia di wilayah Suriah merupakan kejahatan perang yang bertanggung jawab atas jutaan pengungsi dan ribuan warga sipil.

Baik, Rusia dan Suriah menyangkal klaim tersebut sembari mengatakan serangan dilakkukan dengan memperhatikan warga sipil.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya